
Acara yang digelar di Kampung Cikawung, Desa Ujungjaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten tersebut, ditujukan untuk masyarakat di 12 desa penyangga Taman Nasional Ujung Kulon ini merupakan bagian dari Farmers Field Day 2019.
Farmers Field Day atau Hari Temu Lapang Petani ini diadakan sebagai ajang penyebaran informasi kepada publik, mengenai kegiatan pertanian berbasis ekologis melalui kegiatan sekolah lapangan (SL) yang dilakukan oleh masyarakat di 12 desa penyangga.
Wilayah penyangga TNUK merupakan wilayah yang mempunyai peran sangat penting dalam menjaga dan melestarikan hutan. Masyarakat yang tinggal di wilayah sekitar hutan memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai sumber penghidupan mereka.
Keduabelas desa yang berada di kecamatan Sumur dan Cimanggu sudah melakukan SL sebagai kegiatan pendidikan mengenai sistem pertanian berbasis ekologis.Kedua belas desa tersebut sudah melakukan lima SL yakni Sekolah Lapangan Pertanian Ekologis (SLPE), Sekolah Lapangan Agroforestri (SLAF), Sekolah Lapangan Lumbung Pangan Hidup (SLLPH), Sekolah Lapangan Pengelolaan Ternak Kerbau (SLPTK), dan Sekolah Lapangan Madu.
"Kami berharap melalui kegiatan sekolah lapangan ini masyarakat di 12 desa penyangga TNUK dapat memahami dan menyadari pentingnya menjaga ekosistem di desa mereka secara sukarela. Kami juga berharap ke depannya masyarakat dapat secara swadaya melanjutkan kegiatan dan proses sekolah lapangan ini dengan atau tanpa dampingan," ujar WWF-Indonesia Ujung Kulon Project Leader, Kurnia Khairani, dalam rilis yang diterima CNNIndonesia.com.
Selain menginformasikan dan mempromosikan produk hasil kegiatan sekolah lapangan, Farmers Field Day juga merupakan ajang tempat para pemandu dan peserta sekolah lapangan berinteraksi dengan warga lainnya untuk mensosialisasikan peran sekolah lapangan dalam menjaga ekosistem desa dan ekosistem kawasan.
Kepala Balai TNUK, Ir. Anggodo, menuturkan ekosistem hutan di TNUK akan sangat terbantu jika ekosistem desa penyangga di sekitarnya terjaga dengan baik, apalagi dilakukan melalui partisipasi aktif dari masyarakat desa itu sendiri.
Menurutnya partisipasi aktif dari masyarakat khususnya masyarakat di kawasan penyangga, merupakan salah satu tujuan dalam pengelolaan kawasan TNUK yang bersinergi dan harmonis.
"Kami sangat mendukung dan menaruh harapan besar pada kegiatan Field Day yang diselenggarakan oleh masyarakat desa penyangga TNUK," ujar Anggodo.
"Masyarakat Ngejo, Leweungna Hejo. Yang artinya jika masyarakat sejahtera, maka hutan Ujung Kulon pun akan Lestari." (agr/ard)
Baca Kelanjutan Ujung Kulon Festival, Apreasi untuk Desa Peyangga di TNUK : http://bit.ly/2IE2ZgsBagikan Berita Ini
0 Response to "Ujung Kulon Festival, Apreasi untuk Desa Peyangga di TNUK"
Post a Comment