Saya tiba di ibu kota Kroasia, Zagreb, pada tahun 2016 untuk melanjutkan studi pada jenjang doktoral di Universitas Zagreb.
Sebagai satu-satunya mahasiswa asal Indonesia di sini, tentunya saya harus berkenalan dengan kultur sekitar, termasuk kecintaan penduduknya terhadap sepak bola.Kebetulan pemilik apartemen tempat saya tinggal adalah seorang wasit profesional Zagreb, sehingga ia sering menceritakan bentuk kecintaan penduduk Kroasia terhadap sepak bola.
Salah satunya adalah penduduk Kroasia sangat patuh dengan aturan olahraga, seperti pantang mengonsumsi minuman bersoda sebelum berlatih atau bertanding.
Walaupun jumlah penduduk kroasia kurang dari 5 juta orang, namun ketika seseorang memutuskan untuk menjadi atlet mereka bakal sangat serius menggeluti profesinya itu.
Penduduk Kroasia sangat antusias menikmati Piala Dunia, hal itu bisa terlihat dari berbagai atribut yang dipasang di kendaraan pribadi mereka, tentunya dengan ciri khasnya kotak-kotak merah putih.
Melihat antusiasme warganya, pemerintah kota Zagreb juga menyediakan panggung besar ditengah alun-alun kota Zagreb (Trg Ban Jenacic) untuk nobar pertandingan selama ajang empat tahunan ini berlangsung.
Pada bagian tengah alun-alun tersebut terdapat layar besar dan panggung untuk para musisi dari Kroasia untuk ikut meramaikan suasana.
Selain itu disediakan juga kios-kios kecil yang menjual berbagai pernak-pernik dan jersey Kroasia ditengah alun-alun.
Perlu diketahui, jersey Kroasia laku keras di berbagai toko resmi di Zagreb sejak timnas itu perempat final Piala Dunia Rusia 2018.
Pertandingan Kroasia di Piala Dunia rata-rata dimulai pukul 20.00 waktu Zagreb, sehingga hari masih cukup terang saat babak pertama. Mengingat saat ini masih dalam rangkaian musim panas.
Keramaian nobar di Zagreb, Kroasia. (REUTERS/Antonio Bronic)
|
Sebagai bukti keseriusan dukungan terhadap tim kesayangannya, ada beberapa perusahaan ritel yang melakukan pergeseran jam kerja.
Tujuannya adalah agar para karyawannya dapat menonton Kroasia berlaga.
Lebih "gilanya" lagi, trem akan berhenti beroperasi untuk jalur yang melalui alun-alun kota.
Pada umumnya selepas pertandingan, warga Zagreb akan pergi ke bar atau ke taman kota lalu menyanyi dan menari semalaman sembari minum bir.
Suasana bakal lebih ramai saat Kroasia memenangi pertandingan.
Aktivitas ini akan berlangsung semalam suntuk hingga kira-kira pukul 3 pagi.
Pada saat pulang, orang-orang mengendarai mobil dengan membunyikan klakson masing-masing hingga mereka tiba dirumah masing-masing.
Menjelang partai final melawan Perancis, jujur saya belum memiliki gambaran akan 'segila' apa warga Kroasia andaikan negaranya yang keluar sebagai juara dunia. Yang bisa dipastikan Zagreb bakal "meledak" oleh rasa bahagia yang amat sangat.
---
Surat dari Rantau adalah rubrik terbaru di CNNIndonesia.com. Rubrik ini berupa "curahan hati" dari WNI yang sedang menetap di luar negeri. Bisa mengenai kisah keseharian, pengalaman wisata, sampai pandangan atas isu sosial yang sedang terjadi di negara yang ditinggali. Jika Anda ingin mengirimkan cerita, sila hubungi surel berikut: ardita@cnnindonesia.com, ike.agestu@cnnindonesia.com, vetricia.wizach@cnnindonesia.com.
Kami tunggu!
(agr/ard)
Baca Kelanjutan Menanti 'Ledakan' Kemenangan di Alun-alun Zagreb : https://ift.tt/2NPBPCBBagikan Berita Ini
0 Response to "Menanti 'Ledakan' Kemenangan di Alun-alun Zagreb"
Post a Comment