Diet jenis ini menghitung berat badan dengan kalkukasi khusus, yakni tinggi badan dikali 18. Sebagai contoh, seorang perempuan dengan tinggi 165 cm, atau 1,65 meter maka akan berberat badan Cinderella 49 kilogram. (1,65x1,65=2,7225. 2,7225x18=49)
Namun, angka ini justru tak sejalan dengan rekomendasi Japan Medical Association (JMA), yang menyebutkan seseorang dengan berat badan 18% lebih tinggi dari Cinderella Weight akan lebih dianggap sehat. JMA menekankan berat badan ideal dalam kilogram mestinya dikali 22, atau dalam hal contoh di atas 59,9 kilogram.
Tak mengherankan kemudian, jika diet Cinderella Weight ini kemudian mendapat banyak kecaman, di samping ada juga yang tak bermasalah dengannya.
"Anak-anak kini dituntut untuk 'Cinderella Weight', dan saya khawatir." ungkap @nash_yhaa, seperti dilaporkan Koreaboo, baru-baru ini.
Akun @lavenderkiss tak mengungkapkan keinginannya untuk memiliki Cinderella Weight. Namun dirinya menganggap tren ini tidak aneh, apalagi untuk perempuan Asia.
"Ini tidak aneh untuk orang Asia. Saya 163 sentimeter/48 kilogram dan tampak seperti boneka pintar. Saat kamu memiliki pinggang kecil, perut rata, rusuk yang tertutup, kami bisa punya Cinderella Weight," cuitnya.
Akan tetapi, ada pula yang tak sependapat dengan kedua akun di atas. Pemilik akun @2xinternet berpendapat target berat badan ala Cinderella tak punya efek positif sama sekali.
"Ini buruk karena berat badan ala 'Cinderella weight' jauh di bawah berat badan orang sehat. Jika ini jadi ekspektasi masyarakat soal kecantikan, perempuan bisa sakit atau menderita karenanya," tulisnya.
Sementara itu, ada juga yang tak keberatan dengan diet Cinderella.
"Berat badan saya kurang dari 'Cinderella Weight' tapi saya merasa tidak harus melakukan diet ekstrem. Saya hidup normal. Saya pikir ada banyak orang seperti saya di luar sana," ungkap _Usagi_Ra.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dinilai Tak Realistis, Diet 'Cinderella' Tuai Pro dan Kontra"
Post a Comment