
Sama halnya seperti di Nepal, saya banyak menemukan orang Tibet yang tinggal di Manali. Lebih tepatnya pengungsi dari Tibet.
Dalai Lama pun pernah menetap di Dharamsala, 240 kilometer dari Manali. Pada 1959, ia melarikan dari ke India karena konflik yang semakin parah di Tibet. Saat itu usianya masih 16 tahun.
Perdana Menteri India pada saat itu, Jawaharlal Nehru, menjanjikan perlindungan baginya. Ia lalu menunjuk kota Dharamsala yang berada di atas bukit Himachal Pradesh, sebagai rumah baru bagi Dalai Lama dan pengungsi Tibet.
Sejak saat itu sampai sekarang Dharamsala telah menjadi tujuan pelarian pengungsi dari Tibet.
Seiring waktu pengungsi Tibet merambah ke kota lainnya di India, termasuk ke Manali. Mereka membuka toko khas cendera mata dan tempat makan khas Tibet.
Saya memesan satu mangkuk Beef Thukpa dan secangkir Po Cha di Tibet Kitchen kawasan Club House.
Tempat makan ini berukuran kecil tapi ramai pengunjung. Kebanyakan yang datang ingin berdekatan dengan mesin penghangat sederhana yang setiap hari dioperasikan.
Nyaris seperti berada di Tibet, dekorasi tempat makan dihiasi lukisan dan kaligrafi China serta lukisan Buddha berwarna-warni.
Beef Thukpa berupa sup yang berisi mie, potongan daging sapi, wortel, paprika, zucchini, taoge yang disiram kuah kaldu dengan rasa sedikit asam dan pedas.
Sementara Po Cha berupa teh mentega yang terbuat dari campuran daun teh, garam dan mentega.
Harga kedua menu ini sekitar Rp80 ribu.
Menyantap kedua menu ini terasa sangat pas di musim dingin.
Walau tersaji menu masakan China dan Italia, tapi sebagian besar pengunjung memesan menu khas Tibet. Lidah yang hampir setiap hari dicecapi masakan India, akhirnya mendapat siraman baru di penghujung perjalanan.
“Kamu dari negara mana?” tanya kasir perempuan yang berwajah mongoloid dan berpipi merah.
“Saya dari Indonesia tepatnya Jakarta,” jawab saya.
“Wow sangat jarang orang Indonesia ke Manali, apalagi ke restoran Tibet semacam ini. Saya lebih sering bertemu orang Malaysia,” ujarnya.
“Terima kasih sudah menghadirkan masakan terenak yang saya nikmati selama perjalanan di India,” balas saya tersenyum sambil mengantongi uang kembalian yang diberikannya.
Baca Kelanjutan Salju di 'Planet' Manali : https://ift.tt/2O8JCf1Bagikan Berita Ini
0 Response to "Salju di 'Planet' Manali"
Post a Comment