Search

ADC, Inovasi Terapi Untuk Kanker Limfoma Hodgkin

Jakarta, CNN Indonesia -- Di antara beberapa jenis kanker yang saat ini dikenal publik, kanker kelenjar getah bening atau Limfoma Hodgkin masuk kategori kanker agresif yang mematikan. Kanker yang menyerang sistem kelenjar getah bening ini terdiri dari dua jenis, yakni limfoma hodgkin dan limfoma non-hodgkin.

Adapun gejala paling umum dari Limfoma Hodgkin di antaranya terdapat benjolan pada kelenjar getah bening yang ditemui di leher, ketiak dan pangkal paha. Gejala lainnya termasuk demam atau meriang, berkeringat di malam hari, penurunan berat badan tanpa penyebab jelas hingga 10 persen atau lebih, kelelahan yang berlebihan dan kekurangan energi, kehilangan nafsu makan, batuk berkepanjangan, serta terjadi pembesaran limpa dan atau hati.

Pada Limfoma Hodgkin, kombinasi kemoterapi awal dapat memberikan respons yang bertahan lama. Namun, petugas kesehatan di Indonesia menyatakan sebanyak 20 persen dari pasien tersebut mengalami relaps (kambuhnya penyakit limfoma) atau refrakter (tidak memberikan respons) terhadap pengobatan awal.

"Prognosis pasien dengan kondisi relaps dan refrakter biasanya lebih buruk dan akan lebih sulit untuk disembuhkan," ungkap Dody Ranuhardy, dokter spesialis penyakit dalam yang juga Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hematologi-Onkologi Medik (Perhompedin) Indonesia, di Jakarta, Rabu (17/1).


"Namun, dengan perkembangan teknologi dan terapi baru, harapan kesembuhan bagi para pasien dengan kondisi relaps dan refrakter dapat meningkat," tambah dia.

Hingga kini, terdapat beberapa opsi pengobatan Limfoma Hodgkin di Indonesia. Salah satu inovasi terkini adalah pengobatan Antibody Drug Conjugate (ADC), yang dikategorikan sebagai terapi bertarget (targeted therapy).

"Terapi bertarget dapat membantu mengirimkan agen yang kuat ke sel kanker yang menjadi target terapi ini, sekaligus meminimalisir paparan kepada sel yang tidak tertargetkan," ujar Dody.

ADC sendiri terdiri dari sejumlah terapi kanker bertarget yang telah menunjukkan keberhasilan dalam berbagai jenis kanker, termasuk Limfoma Hodgkin dengan kondisi relaps dan refrakter.

Pengobatan menjanjikan

"Ini semacam 'Pilkada', pilihan obat kanker di masa mendatang. Saya sebagai klinisi merasa tertolong bisa menggunakan metode ini untuk pasien saya," kata Dody menambahkan. 

Dody mengaku sudah lama mendambakan jenis obat ini untuk bisa diaplikasikan kepada pasien kanker kelenjar getah bening hodgkin di Indonesia. Dokter yang bertugas di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta ini sempat mencoba meminta dikirimkan jenis obat ADC dari Singapura, tapi terkendala peraturan. Pasalnya, jenis obat yang belum dapat izin dari BPOM tak bisa digunakan di Indonesia.


"Dulu saya prihatin pasien saya sebelumnya tidak bisa pakai obat ini, saya minta tolong kirim dari Singapura, tapi enggak bisa karena prosedur hukum enggak memenuhi syarat," tutur Dody.

Rencananya, Dody bakal langsung menggunakan targeted cell dengan ADC untuk dua pasiennya di Rumah Sakit Dharmais Jakarta. Dalam paparannya, penderita kanker akan menjalani pengobatan targeted cell ADC selama 6-8 siklus dengan jeda waktu tiga pekan. Pengobatan ini bakal dievaluasi setelah melalui tiga siklus.

"Ini ringkas sebenarnya. Cuma tergantung individu masing masing-masing responsnya lambat atau cepat," ujar Dody.

Adapun efek samping dari obat ini, menurut Dody, yang berkaca pada keberhasilan di Eropa dan Amerika bakal menimbulkan gangguan saraf tepi atau neouropati yang ringan seperti kesemutan. Namun, kata dia, hal itu tergantung dengan kondisi tertentu, karena daya tahan tubuh orang Indonesia berbeda dengan orang Amerika dan Eropa.

Saat ini, ADC yang diproduksi perusahaan obat asal Jepang, Takeda banyak digunakan di Eropa dan Amerika dengan keberhasilan mencapai 70 persen. Takeda tengah melakukan penelitian penggunaan ADC untuk pengobatan kanker kelenjar getah bening hodgkin lini pertama di sana. 

Pimpinan Takeda Indonesia Kwa Kheng Hoe merahasiakan harga obat ini. Namun, mereka mengusahakan agar jenis obat ini masuk dalam tanggungan BPJS. "Kami berusaha untuk bisa bekerjasama dengan pemerintah," tutur Kwa. (rah)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan ADC, Inovasi Terapi Untuk Kanker Limfoma Hodgkin : http://ift.tt/2rbwxtM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "ADC, Inovasi Terapi Untuk Kanker Limfoma Hodgkin"

Post a Comment

Powered by Blogger.