Dokter spesialis gizi klinik Cindiawaty Pudjiadi mengatakan dalam 100 gram jengkol terdapat 151 kalori, 25,67 gram karbohidrat, 14,19 gram protein, 1,76 gram serat, dan 1,45 gram lemak.
"Dilihat dari data tersebut, kandungan protein dan serat jengkol cukup tinggi, sehingga dapat membantu memenuhi kebutuhan tubuh akan protein dan serat," ujarnya saat dihubungi di Jakarta, pada Kamis (30/11).
Namun, lebih jauh ia mengungkapkan hingga kini, ia tidak menemukan penelitian tentang manfaat jengkol, jadi tidak bisa menjawab mengenai manfaat dari konsumsi jengkol lainnya.
"Yang harus hati-hati adalah jengkolism, yang dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal," ujarnya.
Hingga saat ini, kata dia, belum diketahui secara pasti bagaimana proses terjadinya penyakit tersebut. Akan tetapi, kemungkinan disebabkan kandungan kristal asam jengkolat yang berlebihan sehingga menyebabkan penyumbatan di saluran kencing.
Minim penelitian
Penelitian terhadap manfaat jengkol masih minim. Dikutip dari laporan Hello Sehat beberapa waktu lalu, salah satu percobaan pernah dilakukan pada tikus yang menunjukkan jengkol mampu menurunkan kadar gula darah setelah makan.
Penelitian itu juga menemukan bahwa kelompok tikus yang mengonsumsi jengkol memiliki kelenjar langerhans yang lebih aktif. Kelenjar ini bertanggungjawab dalam menghasilkan hormon insulin dan berbagai hormon yang mengatur gula darah dalam tubuh. Dengan demikian, tak tertutup kemungkinan, jika dilakukan penelitian lebih lanjut, bisa dibuktikan jengkol baik untuk mencegah penyakit diabetes dan mengendalikan gula darah bagi penderita diabetes.
Di luar itu, ada juga anggapan bahwa jengkol mengandung zat antioksidan yang mampu menjaga tubuh dari efek samping radikal bebas yang menyebabkan penyakit jantung dan gangguan metabolik lain.
Salah satu percobaan lain yang juga pernah dilakukan pada tikus menemukan bahwa tikus yang makan jengkol mengalami peningkatan enzim superoxide dismutase, yang berperan penting dalam melindungi dinding lambung dari luka akibat asam lambung. Ditengarai dari sinilah kemudian muncul anggapan jengkol baik untuk menghindari maag atau gangguan pencernaan. Namun, tentu perlu penelitian lebih lanjut untuk memastikannya.
Di luar manfaatnya itu, jengkol juga membawa dampak negatif jika dikonsumsi berlebihan. Dari telusuran berbagai laporan kesehatan, disebutkan konsumsi jengkol berlebihan menyebabkan asam jengkolat yang memang sulit larut dalam air, dan mengendap dalam ginjal, membentuk kristal padat. Namun, ini berbeda di setiap orang tergantung kondisi tubuhnya.
Yang bermasalah adalah ketika seseorang memiliki pH darah yang cenderung asam atau kurang dari 7, sehingga asam jengkolat membentuk kristal tak larut. Ini mengakibatkan susah buang air kecil. Solusinya banyak minum air putih. Jika tak keluar juga, berkonsultasi lebih jauh dengan dokter. Beranjak dari hal tersebut, seseorang dianjurkan untuk makan jengkol secukupnya, tak berlebihan. (rah)
Baca Kelanjutan Mengulik Manfaat dan Dampak Jengkol Buat Kesehatan : http://ift.tt/2AulzmLBagikan Berita Ini
0 Response to "Mengulik Manfaat dan Dampak Jengkol Buat Kesehatan"
Post a Comment