Sebagai usaha mendatangkan turis digelar Festival Teluk Jailolo yang berlokasi di Kecamatan Jailolo, Kepulauan Halmahera Barat, setiap tahunnya. Tahun ini acara tersebut sudah berlangsung tepat satu dekade.
Dari Kabupaten Ternate kepulauan ini bisa ditempuh dengan kapal cepat berdurasi perjalanan sekitar satu jam.
Sebenarnya nama Jailolo sudah lama terngiang di benak saya. Banyak teman yang gemar menyelam merekomendasikan tempat ini karena keindahan pemandangan bawah lautnya.
Salah satunya ialah Pantai Pastofiri yang berjarak sekitar 30 menit perjalanan dengan kapal cepat dari Dermaga Pelabuhan Jailolo.
Saya berkesempatan datang ke Pantai Pastofiri dalam acara penanaman bibit Pohon Kenanga yang menjadi rangkaian acara Festival Teluk Jailolo 2018 pada Rabu (2/5).
Saya dan rombongan panitia memulai perjalanan ke Pantai Pastofiri tepat pukul 3 sore. Bagi turis biasa yang ingin ke sana bisa membayar tiket kapal cepat seharga Rp50 ribu per orang.
Cuaca sore itu sangat cerah sehingga ombak bergulung tak terlalu tinggi. Pantai-pantai di sini berada berdekatan. Dari dalam kapal cepat saya bisa melihat hamparan pantai-pantai lain yang sedang dikunjungi turis untuk menyelam.
"Keliling pantai-pantai di sini mungkin hanya butuh waktu sehari karena jaraknya sangat dekat. Ada juga yang bisa ditempuh lewat jalur darat," kata sang nahkoda kapal cepat.
Sesampainya di Pantai Pastofiri saya langsung disuguhi hamparan pantai yang berbentuk huruf 'O'. Mirip pulau namun tak terlalu luas. Ada bangunan pondok dan toilet di tengahnya.
Dari pinggir pantai gugusan terumbu karang dan ikan-ikan kecil bisa dilihat dengan mata bebas.
Saya langsung menyisiri pantai sambil sibuk mengarahkan lensa kamera ke sana-kemari. Gunung Gamalama terlihat jelas dari sini. Di sekitarnya perbuktikan hijau menjadi bingkai.
Acara penanaman bibit Pohon Kenanga dimulai. Panitia mencangkul pasir pantai yang didominasi pecahan karang dan menanamkan sepuluh bibit yang telah dibawa.
Usai ditanam, tanaman baru itu diberi pupuk di sekitarnya. Puncak acara penanaman diakhiri dengan foto bersama panitia Festival Teluk Jailolo.
Saya melihat ke sekitar ternyata sudah banyak Pohon Kenangan yang tumbuh meninggi. Kata salah satu panitia itu hasil dari penanaman tahun-tahun sebelumnya.
"Pohon Kenanga merupakan tanaman yang cocok dengan kondisi tropis pantai. Tinggal ditanam dan diberi pupuk lalu dibiarkan tumbuh begitu saja," ujar salah satu panitia.
Rombongan seakan tak ingin meninggalkan Pantai Pastofiri karea masih belum puas menikmati kecantikannya. Kami lalu sepakat untuk menunggu momen sunset.
Dari kejauhan terlihat satu perahu kayu sederhana yang ditumpangi bapak dan lima orang anaknya. Mereka menyelam sambil membawa tombak untuk mencari ikan.
Saat saya hampiri mereka sedang sibuk mengarahkan tombaknya ke dalam air. Jika ikan yang disasar lolos, mereka menyelam ke dalam air sambil membawa tombaknya.
Pemandangan bak dalam film dokumenter 'Planet Earth' itu bisa saja punah dalam beberapa tahun ke depan, jika ikan-ikan menghilang akibat kerusakan lingkungan di perairan Jailolo. Tak hanya nelayan sekitar yang malas datang, begitu juga dengan turis dari dalam dan luar negeri.
Matahari jadi terbenam sore itu. Saya dan rombongan kembali ke dermaga tepat pukul 7 malam. (agr)
Baca Kelanjutan Pohon Kenanga Penjaga Pantai Pastofiri : https://ift.tt/2JK4xBOBagikan Berita Ini
0 Response to "Pohon Kenanga Penjaga Pantai Pastofiri"
Post a Comment