Enie Mu'alifah, seorang perempuan 43 tahun membayangkan apa yang bisa dihasilkan dari sebuah plastik bekas laundry. Ibu rumah tangga ini mengolah plastik bekas laundy menjadi benda kerajinan baru.
Ia coba membuat kostum dari bahan plastik tersebut untuk diubah menjadi kostum dengan sentuhan seni yang sekilas mirip dengan gaun dari kain.
Selain bungkus plastik laundry, Ernie juga menggunakan kresek, plastik sampah, dan plastik-plastik kecil untuk membuat gaun kreasinya. Tak cuma plastik, untuk melengkapi kreasi kostumnya, Ernie juga memanfaatkan karung bekas, ranting pohon dan kulit pohon.
Keinginan mendaur ulang plastik dan barang bekas itu muncul dalam benak Enie pada 2013 silam. Ketika itu Enie membuat kostum berbahan plastik untuk ditampilkan dalam perayaan 17 Agustus.
"Saya awalnya suka bikin kostum di acara agustusan, di sekolah dan sering dilombakan. Makin ke sini semakin banyak tetangga yang ingin gabung," kata Enie ditemui di rumahnya, Jalan Pamitran IV, Kompleks Panghegar Permai, RT 05/09, Kelurahan Cipadung Kulon, Kecamatan Panyileukan, Kota Bandung, Kamis (5/4).
Melihat antusiasme ibu-ibu di sekitar rumahnya, idenya pun makin berkembang. Barang-barang bekas yang digunakan untuk membuat kerajinan seni semakin bertambah.
"Termasuk kalau lihat tukang rongsok itu senang banget. Ada barang elektronik tidak terpakai kita buat sesuatu, ada alat dapur kita bikin juga jadi instalasi," ujarnya.
Akhirnya, dengan konsep mengubah barang bekas dan plastik menjadi produk artistik, sebanyak 11 ibu-ibu kini tergabung dalam wadah Rastik Sekar Jagad atau barang bekas jadi antik, senang berkarya jaga budaya.
"Kita ingin menghasilkan produk yang bermuatan kebudayaan sendiri tetapi menampilkan keindahan dan kecantikan yang setiap orang saat melihatnya jadi terpesona," ungkap Enie.
Selain fesyen, dalam kelompok kerajinan tangan ini juga membuat suvenir berbahan kayu hingga batok kelapa. Juga beberapa aksesoris yang bisa menjadi hiasan di rumah.
Seluruh proses pembuatan dan penjualan produk-produknya tersebut dilakukan di rumah Enie. Produk daur ulangnya ini pun hanya bisa dipesan di tempatnya.
"Ini tidak diproduksi massal, sengaja agar produk yang dibuat jadi limited edition," kata Enie.
Dia lalu menunjukkan pada sebuah kostum yang pernah dilombakan di acara Bandung Clean Festival 2017. Gaun berbahan plastik, karung, kresek, kertas koran yang dibuat dalam waktu dua minggu.
"Karena saat membuat ini tergantung pada mood saya. Kalau bagus bisa lebih cepat tapi kan bukan soal cepatnya yang dikejar tapi sisi artistiknya," ujarnya.
Foto: CNN Indonesia/HYG
kreasi Ernie |
Mendulang Uang
Enie mengaku senang karya-karnya diapresiasi banyak orang. Selain dilombakan, produknya juga sudah terbilang menghasilkan uang.
Suvenir dari bahan kulit kayu yang ia temui di jalan misalnya. Kini dijual dengan harga Rp 100 ribu. Bahkan, kostum yang dibuat dengan berminggu-minggu harganya bisa mencapai Rp 750 ribu.
Padahal, bahan bakunya diambil dari plastik, karung dan benda yang tak terpakai lainnya.
"Semakin ke sini saya jadi banyak mempelajari soal lem, cat saja. Untuk desain saya tidak ambil pusing. Malah tidak ada satupun yang pakai sketsa segala," tutur Enie yang sama sekali bukan seniman apalagi berkuliah di jurusan seni itu.
Kalaupun harus dikerjakan beramai-ramai, kata Enie, itu juga tidak harus saling memaksakan kehendak.
"Kita lakukan dengan kesenangan. Setiap orang punya karakter berbeda dan itulah sisi uniknya," jelasnya.
Pernah suatu waktu, Enie membuat kostum dari bahan kertas. Alih-alih menciptakan kreasi baru, kostum yang dibuat malah jadi menambah sampah. Sebab, kertas bukan tipe benda yang disimpan cukup lama akan awet apalagi bila terkena air.
Selain kini bisa menghasilkan uang, Enie bersama ibu-ibu RT 05 tetap berkegiatan seperti biasa. Bahkan, kompleks mereka tinggal kini lebih nyentrik.
Terdapat gapura dengan cantelan barang bekas mulai dari tutup panci, gayung, kaleng dan lain-lain. Namun disusun rapi serta diberi cat dengan warna dan motif yang menarik.
"Itu biar sebagai pengingat bahwa segala sesuatu tidak gampang, banyak hal yang dibuang tapi malas untuk menggali potensi. Kita perlu menghargai barang, tidak perlu konsumtif," tegasnya (hyg/chs)
Baca Kelanjutan 'Reinkarnasi' Plastik Bekas Laundry Jadi Kostum Unik : https://ift.tt/2EpWFlVBagikan Berita Ini
0 Response to "'Reinkarnasi' Plastik Bekas Laundry Jadi Kostum Unik"
Post a Comment