New York, Amerika Serikat merupakan sebuah kota yang memiliki karakter mirip dengan Jakarta. Orang mengistilahkan dengan 'melting pot', sehingga, kata Cedric, menu-menu restoran merupakan hasil perpaduan rasa dari berbagai negara.
"Saya pernah bekerja di London, restoran di Hong Kong, Spanyol. Ayah saya lahir di Perancis sedangkan saya lahir di Bangkok dan sempat tinggal di Perancis," katanya pada CNNIndonesia.com saat ditemui di Vong Kitchen, Hotel Alila, Kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Kamis (5/4).
Kendati demikian, secara garis besar ia mendeskripsikan sajian di restorannya sebagai American-French cuisine alias masakan bergaya Amerika-Perancis.
Kala hidangan satu per satu tersaji, kesan Amerika-Perancis 'lumer' dengan gaya masakan Asia. Tengok saja menu sashimi, menu khas Jepang. Krim hijau sebagai dressing bukan wasabi tetapi krim alpukat. Tuna dan alpukat creamy pas berpadu dengan bawang merah yang diiris tipis.
Crispy Tuna. (Foto: CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari)
|
Masih hidangan 'berbau tuna, ada Crispy Tuna plus dressing berupa saus dengan campuran mayonaise. Kala digigit, bagian luarnya renyah tapi bagian dalam terasa lembut. Bagian dalam masih tampak berwarna pink. Proses pemasakan membiarkan bagian dalam masih layaknya daging tuna segar. Saus punya rasa asam dan terkesan agak asin. Disantap tanpa saus pun tak masalah.
Saus untuk hidangan Crispy Tuna tak begitu memuaskan, tapi terbayar dengan saus pada Calamary. Calamary atau bisa disebut Tempura memiliki saus dengan campuran saus yuzu. Ia memiliki rasa asam layaknya lemon. Pas saat beradu dengan gurih dan renyah calamary.
Calamary. (Foto: CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari)
|
Akan tetapi, renyahnya Calamary tergeser oleh kerenyahan ayam goreng kreasi Cedric. Hidangan ini selayaknya ayam goreng yang dipotong-potong dengan jagung dan saus berwarna oranye. Namun setelah disantap, kerenyahan ayam begitu berbeda dengan ayam goreng biasa.
"Ayam dimasak dengan teknik smoking gun. Kamu meletakkan ayam di dalam sebuah botol lalu ayam diasapi. Teksturnya jadi renyah dan ada saus pedas dari habanero (cabai dari Yucatan, Meksiko. Ia lebih pedas daripada cabai rawit)," jelas Cedric.
Untuk menu sayur, salad dengan bahan lokal tersedia dengan topping berupa alpukat, raddish, dan selada keriting. Rasa berbeda justru ditunjukkan oleh Roasted Wild Mushrooms yakni perpaduan beberapa jenis jamur termasuk jamur enoki dan shitake plus kacang pinus. Rasanya cukup pekat atau creamy hasil paduan keju Pecorino (keju yang terbuat dari susu domba) dan saus sherry vinaigrette (wine vinegar).
Selain itu, ada menu yang tak kalah bikin penasaran yaitu Creamy Burrata. Burrata sendiri adalah varian keju dari Italia. Keju ini dibuat dari susu kerbau. Bentuknya yang bulat putih mirip dengan satu scoop es krim vanila berukuran besar. Bagian luarnya berupa mozarela sementara bagian dalamnya berisi stracciatella dan krim. Rasanya sedikit plain dan asing di lidah. Namun Cedric memadukannya dengan selai lemon, basil dan minyak zaitun. Rasa asam seolah 'meninju' lidah yang lumpuh oleh keju.
Walau bergaya American-French, restoran ini justru memiliki menu andalan berupa Truffle Pizza. Dari namanya, pizza ini menggunakan topping jamur truffle hitam. Keunikan piza terletak pada telur di bagian tengah.
"Ide ini muncul secara spontan di sini. Saya meletakkan sebutir telur di tengah piza, lalu dipanggang," ujarnya.
Truffle pizza. (Foto: CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari)
|
Datang ke restoran koki Michelin sekelas Jean-Georges Vongerichten dan putranya, Cedric, artinya tak lengkap jika tidak menyicip Molten Chocolate Cake. Orang kerap menyebut kudapan ini sebagai lava cake, kue coklat yang kala dipotong mengeluarkan krim coklat pula.
Cedric berkata kue ini adalah temuan sang ayah. Jean-Georges mengklaim kue coklat ini sebagai temuannya pada 1987. Rupanya, keberadaan kue ini justru berawal dari kesalahan sang ayah.
"Ayah waktu itu diminta untuk membuat kue pernikahan. Ia membuat kue coklat, dikeluarkan dan tanpa disadari ada kesalahan. Kue dipotong dan bagian tengahnya meleleh,"kenangnya.
Molten cokelat. (Foto: CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari)
|
Kue ini bisa dibilang gagal tapi malah dinikmati hingga kini. Meski berupa kue coklat berisi lelehan coklat, tapi tak tersisa rasa eneg di mulut. Rasa lelehan coklat pas dengan rasa manis dan pahit.
Sayangnya, sementara ini restoran hanya melayani santap malam. Tak perlu bingung mencai rasa khas hidangan New York. Layaknya Jakarta, New York juga merupakan 'melting pot', tempat beragam budaya bertemu.
Suasana New York dihadirkan lewat interior restoran yang minimalis. Selain restoran, juga terdapat bar dengan beragam pilihan minuman. (rah)
Baca Kelanjutan Koki Bintang Michelin Bawa 'New York' ke Jakarta : https://ift.tt/2JrgZHjBagikan Berita Ini
0 Response to "Koki Bintang Michelin Bawa 'New York' ke Jakarta"
Post a Comment