Search

'Wisata Halal Jangan Sampai Membosankan'

Jakarta, CNN Indonesia -- Sebagai ibu kota negara Indonesia, Jakarta cukup mewakili keragama. Kota Rujak, begitu sebagian orang menyebutnya. Hal itu dikarenakan Jakarta adalah tujuan urbanisasi berbagai suku bangsa di Indonesia, bahkan dunia.

Agama mayoritas di kota yang merayakan hari jadinya setiap tanggal 22 Juni ini adalah Islam. Berdasarkan data Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tahun 2014, penganut agama Islam mencapai 83,30 persen.

Menurut sejarawan Jakarta, Alwi Shahab, awal mula penyebaran Islam di Jakarta bisa dirunut dari berdirinya Pesantren Quro di Karawang pada tahun 1418. Dalam tulisan di situs pribadinya, pria yang akrab disapa Abah Alwi ini menuangkan sejarah Islam di Jakarta pada sebuah artikel berjudul 'Perkembangan Islam di Betawi'.

Dalam tulisannya tersebut, Alwi mengutip pernyataan budayawan dan politisi Betawi, Ridwan Saidi, yang menyebutkan sejumlah tokoh penyebar Islam di Betawi dan sekitarnya pada tahun 1458-1527 ialah Syekh Quro, Kian Santang, Pangeran Syarif Lubang Buaya, Pangeran Papak, Dato Tanjung Kait, Kumpo Datuk Depok, Dato Tonggara, Dato Ibrahim Condet, dan Dato Biru Rawabangke.

Para tokoh-tokoh tersebut menyebarkan ajaran Islam ke penjuru Jakarta dan mendapatkan pengikut.

Bahkan sepak terjang legenda Betawi, Pitung, semakin menguatkan kesan bahwa muslim Betawi sama taatnya dengan muslim di Tanah Arab.

Seiring berkembangnya zaman, Jakarta semakin bersolek dengan membangun masjid terbesar di Asia Tenggara yaitu Masjid Istiqlal pada tahun 1978. Arsiteknya Frederich Silaban dengan biaya pembuatan sekitar Rp7 miliar.

Tak hanya sekadar tempat beribadah, masjid yang memiliki luas lahan sekitar 95 ribu meter persegi ini juga menjadi salah satu objek wisata yang terkenal di Jakarta. Mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, bukan satu-satunya orang penting di dunia yang pernah berkunjung ke sana.

Hanya dari sejarah penyebaran Islam di Jakarta dan Masjid Istiqlal saja, Ketua Umum Indonesia Halal Lifestyle Center, Sapta Nirwandar, mengakui kalau Jakarta sangat bisa mengembangkan industri pariwisata halalnya.

Selain objek wisata sejarah, Sapta mengatakan bahwa sektor kuliner dan belanja juga perlu mendapat perhatian agar wisata halal tak berkesan membosankan. 

"Misalnya belanja ke mal orang-orang tidak susah mencari musala. Mudah-mudahan nanti ada tempat belanja yang fokus menjual produk-produk halal. Tidak hanya fesyen, tapi kuliner dan lainnya," kata pria yang pernah menjabat sebagai wakil menteri pariwisata dan ekonomi kreatif, kepada CNNIndonesia.com pada Selasa (20/3).

Terkait rencana Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mewujudkan destinasi wisata halal pada tahun 2020, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Tinia Budiati mengaku optimis.

"Banyak infrastruktur dan fasilitas yang perlu dipersiapkan. Selain itu kami harus menyesuaikan program-program gubernur yang baru dengan anggaran yang lama. Sekarang sedang dirancang anggarannya agar bisa optimal di tahun 2019, jadi semuanya baru bisa 100 persen tahun depan," kata Tinia, saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon pada Selasa (20/3).

Soal lokasi yang akan dijadikan destinasi wisata halal, dalam wawancara terpisah Sandi mengatakan kalau Pemprov DKI Jakarta mendorong beberapa kawasan di Jakarta sebagai proyek percontohan.

"Kami mendorong agar Kota Tua dan Kepulauan Seribu bisa masuk destinasi wisata halal dunia, sama seperti Lombok," katanya kepada CNNIndonesia.com beberapa saat lalu.

Namun Sandi menambahkan, Pemprov DKI Jakarta tidak ingin "pilih kasih" dalam mengembangkan destinasi wisata halal. Seluruh wilayah di Jakarta akan diberi kesempatan untuk mengembangkannya, dengan harapan bisa memperluas lapangan kerja

Terkait rencananya itu, ia mengatakan kalau pihaknya tidak akan meminta bisnis yang menjual produk non-halal, karena ia tetap ingin Jakarta menjadi destinasi wisata semua kalangan.

Asalkan, bisnis wisata yang demikian memasarkan produknya sesuai dengan kaidah.

"Tapi nanti ada juga pilihan bagi wisatawan kalau mereka mau makan yang betul-betul murni halal," kata Sandi.

(ard)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan 'Wisata Halal Jangan Sampai Membosankan' : https://ift.tt/2GkMKn0

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "'Wisata Halal Jangan Sampai Membosankan'"

Post a Comment

Powered by Blogger.