Dalam penyelenggaraan ke-12 tahun ini, ajang tersebut masih mengambil lokasi di JCC Jakarta dan berlangsung hingga 11 Maret 2018 mendatang.
Tak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, potongan harga menjadi incaran para pengunjung yang datang. Diskon yang ditawarkan bahkan mencapai 50 persen.
Selain barang-barang perlengkapan, terdapat juga penawaran kelas sertifikasi menyelam bagi yang ingin memulai hobi diving.Sejumlah klub selam juga ikut buka lapak di sana untuk merekrut calon penyelam.
Pada sesi pembukaan, CEO Deep & Extreme, Dharmawan Sutanto, mengatakan bahwa tahun ini pihaknya menargetkan 30 ribu pengujung bisa datang, atau naik 5.000 orang dari tahun lalu.
"Tahun lalu, dari penjualan alat saja total transaksi yang tercatat lebih dari Rp 20 miliar. Total pengunjung-nya mencapai 25 ribu pengunjung. Tahun ini ingin kami lebih dari itu," ujar Dharmawan pada Kamis (8/3).
Ditemui saat hadir dalam acara pameran, pegiat scuba diving Herman Haryoso, atau yang akrab disapa Mancil, mengatakan kalau akses transportasi dan kelestarian alam menjadi alasan banyak turis yang enggan menyelam di sebuah kawasan perairan.
"Contohnya di beberapa kawasan perairan di Ternate. Tapi yang paling utama itu soal sampah," ujar Mancil.
Seakan ingin menyikapi masalah tersebut, Deep & Extreme yang disebut sebagai pameran menyelam dan petualangan terbesar di Asia, mengadakan sesi diskusi yang menghadirkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno terkait masalah sampah di Teluk Jakarta.
Teluk Jakarta juga menjadi sorotan atas isu reklamasi yang belakangan ini santer dibicarakan.
Dalam kesempatan tersebut, Sandiaga mengharapkan jika semua pihak membantu Pemprov DKI Jakarta untuk mengatasi masalah sampah di Teluk Jakarta dan di sejumlah destinasi wisata lain milik ibukota.
"Saya lihat selama ini sudah baik tetapi saya ingin kedepannya semakin banyak gerakan-gerakan dipicu oleh masyarakat," ujar pria yang juga baru saja menasbihkan Jakarta sebagai destinasi wisata halal itu.
Amatlah disayangkan jika ekosistem laut Indonesia kerap dipandang sebelah mata, padahal tidak sedikit wisatawan mancanegara sengaja berkunjung ke Nusantara untuk melihat panorama bawah lautnya.
Imbasnya tentu saja tidak hanya kepada menurunnya jumlah wisatawan mancanegara, tapi industri kegiatan menyelam di Indonesia yang memberi nilai ekonomi kepada masyarakat sekitarnya.
Pihak Deep & Extreme, yang disebut-sebut sebagai pameran menyelam dan petualangan terbesar di Asia, pastinya juga tidak menginginkan 'kiamat' itu terjadi.
(ard)
Baca Kelanjutan Pameran 'Deep dan Extreme' Tak Sekadar Jual Barang Diskon : http://ift.tt/2HkihSMBagikan Berita Ini
0 Response to "Pameran 'Deep dan Extreme' Tak Sekadar Jual Barang Diskon"
Post a Comment