Dak galbi merupakan makanan yang hangat dan cocok untuk disantap ketika musim dingin.
Makanan yang merupakan campuran dari ayam, kol, ubi jalar, daun perilla, dan tteok-bokki (kue beras Korea), dicampur dengan tambahan saus gochujang pedas biasanya disajikan di atas wajan besi di tengah meja. Gochujang merupakan pasta cabai Korea yang telah difermentasi.
Makanan pedas dan murah ini muncul di tahun 1960-an setelah perang Korea. "Commoner's galbi" merupakan simbol dari ketahanan kota.
"Hidangan yang menjadi ikon Chuncheon ini diciptakan karena rasa sakit yang dibawa orang setelah perang. Ini adalah makanan lokal yang memiliki sejarah dan sebuah cerita," kata Choi Jeong-Yern, pemilik restoran dak-galbi generasi kedua di Chuncheon dikutip dari CNN.
Dak-galbi berawal dari sebuah restoran babi yang populer ditahun 1960-an. Pemandu wisata, Park Sun-Soo menceritakan bahwa suatu hari restoran tersebut kehabisan daging babi.
Mereka memutuskan untuk menggunakan daging ayam yang harganya jauh lebih murah dan lebih banyak. Mereka menggoreng ayam dengan cara yang sama seperti daging babi. Tak disangka makanan tersebut menjadi terkenal.
"Setelah perang, peternakan ayam menjadi mata pencaharian orang-orang miskin yang hampir mengemis di jalan," kata Jeong-Yern.
Makanan yang telah populer itu akhirnya semakin sering disajikan oleh banyak. Dak-galbi pun makin banyak bermunculan di Chuncheon dan menjadi maskot kota tersebut.
Dak-galbi menjadi simbol kota Chuncheon sehingga kota ini mendedikasikan seluruh jalan, salah satu jalan yang populer adalah MyeongDong Dakgalbi Street. Para wisatawan dapat memilih restoran dak-galbi yang tersedia di jalan-jalan Chuncheon.
Meskipun ada puluhan restoran yang menyajikan dal-galbi, Jeong Yern mengatakan masing-masing restoran memiliki gayanya sendiri.
Setiap restoran biasanya menyediakan piring besi yang terpasang di tengah meja. Untuk menyantapnya, pengunjung bisa mencampurkan bahan-bahannya sendiri.
Dak-galbi merupakan makanan yang bisa dinikmati oleh setiap anggota keluarga.
"Itulah mengapa semua orang menyukainya. Ini adalah rasa yang bagus untuk makan kelompok dan bahkan anak kecil pun bisa memakannya."
Beberapa orang menikmati dak-galbi ini dengan mencampurkan sendiri semua bahan menggunakan sumpit. Namun beberapa orang juga menikmatinya dengan membungkusnya di dalam perilla dan daun selada untuk memakannya seperti taco.
Mencampurkan bahan ini sendiri akan menjadi hal yang menyenangkan apa lagi bersama dengan keluarga. Rasa dan kelembutan ayam bisa anda nikmati jika memakannya langsung. Jika memilih membungkusnya dengan selada, rasa dak-galbi akan datang dengan cita rasa baru. (chs)
Baca Kelanjutan Asal Usul Dak Galbi, 'Tumis Ayam' Asli Korea Selatan : http://ift.tt/2oVUrWMBagikan Berita Ini
0 Response to "Asal Usul Dak Galbi, 'Tumis Ayam' Asli Korea Selatan"
Post a Comment