Search

Cegah Pelecehan Seksual, Aplikasi Chat Korsel Dukung #MeToo

Jakarta, CNN Indonesia -- Kampanye anti-pelecehan seksual #MeToo bisa dilakukan di berbagai media. Selain melalui media sosial, aplikasi pesan instan Korea Selatan "The Blind" memopulerkan gerakan tersebut dengan menambahkan papan pesan (message board) #MeToo.

Aplikasi The Blind merupakan wadah bagi warganet Korea yang ingin menguak rahasia kotor yang dilakukan oleh atasan, rekan kerja, maupun teman, secara anonim.

Dilansir dari Reuters Sabtu (24/2), pengembang aplikasi The Blind Kim Sungkyun mengungkapkan fitur papan pesan #MeToo bisa dimanfaatkan pengguna yang ingin angkat bicara terkait pelecehan seksual yang dialaminya sendiri atau disaksikannya. Penambahan papan pesan ini dipicu oleh maraknya keluhan pelecehan seksual di tempat kerja.


Salah satunya, dugaan pelecahan yang dilaporkan oleh seorang jaksa wanita Seo Ji Hyun di Korea bulan lalu. Jaksa tersebut menyatakan atasanya meraba tubuhnya pada sebuah acara pemakaman pada 2010 silam. Investigasi atas kasus ini masih berjalan dan Jaksa Umum telah berjanji untuk mengambil langkah untuk melawan pelecehan seksual di tempat kerja.

"Kami pikir kasus pelecahan seksual yang diungkap seorang jaksa ke publik, memberikan momentum segar pada gerakan #MeToo di Korea Selatan dan papan pesan #MeToo kami jelas terinspirasi olehnya," ujar Kim.

Selama ini, warga Korea khawatir jika membeberkan peristiwa pelecehan seksual yang dilakukan oleh konglomerat atau dikenal dengan istilah chaebol. Mereka takut jika melaporkan kejadian tersebut, perusahaan malah akan menyalahkan mereka karena telah mengganggu ketenangan.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh EY, sekitar 61 persen warga Korsel yang bekerja di perusahaan swasta tak ingin memanfaatkan saluran pelaporan perusahaan. Mereka tidak percaya perusahaan tempat mereka bekerja akan menjaga kerahasiaan identitas mereka. Angka itu lebih tinggi dari rata-rata di kawasan Asia Pasific yang hanya berkisar 37 persen.

Tak ayal, aplikasi The Blind menjadi pilihan bagi lebih dari sejuta penggunanya. Pengembang aplikasi menjaga privasi pengguna dengan melakukan encoding data dan informasi. Namun, pengguna harus menggunakan email korporasi untuk verifikasi.

"Karyawan ragu untuk menggunakan buletin internal karena takut akan balas dendam yang menjadi bagian dari budaya perusahaan di negara kami," ujar seorang bankir di bank pelat merah Korsel.


"Saya kira Blind dapat membuat orang berbicara dengan bebas, tidak diatur oleh perusahaan tempatnya bekerja," imbuhnya.

Operator aplikasi menyatakan, kurang dari 24 jam sejak fitur tersebut diluncurkan, aplikasi sempat ditutup karena mendapatkan lonjakan trafik.

Kamis lalu, papan pesan telah dibanjiri oleh 1.600 pesan yang berisi tentang pelecehan seksual di tempat kerja mulai dari lelucon sexist hingga pelecehan fisik yang tidak diinginkan.

Awal bulan ini, sebuah pesan di Blind menyatakan seorang direktur di group perusahaan yang menaungi maskapai Asiana telah melakukan tindakan tak senonoh kepada beberapa pramugari.

Pekan lalu, Park Sam-koo, Direktur dari induk perusahaan maskapai Kumho Asiana Group, menyampaikan permohonan maaf atas tuduhan tersebut, dan menyatakan "Ini semua kelalaian dan tanggung jawab saya."

Sejak diluncurkan empat tahun silam, beberapa perusahaan meminta Blind untuk menghapus beberapa pesan yang dianggap bisa merusak reputasi perusahaan. Namun, pengembang aplikasi mengklaim tidak pernah menurunkan satu pesan pun karena permintaan perusahaan dan sejauh ini belum mendapat tuntutan atas materi yang ditulis di papan pesannya.

Dalam operasionalnya, pengembang aplikasi juga mengawasi pesan apa yang ditulis pengguna dan menghapus jika mengandung unsur pelanggaran penggunaan, termasuk pernyataan yang diduga fitnah atau melanggar privasi seseorang.

Namun, Korea masih harus menempuh jalan panjang jika ingin berubah. Pasalnya, meskipun kesadaran terkait pelecehan seksual telah meningkat, banyak pengguna Blind yang belum melihat perubahan signifikan di tempat kerjanya.

"Melalui Blind, saya akhirnya menyadari bahwa banyak hal yang perlu diperbaiki di perusahaan saya. Tetapi saya belum melihat perubahan secara total," ujar salah karyawan yang bekerja di salah satu perusahaan konglomerat.

Akhir-akhir ini, kampanye #MeToo marak dilakukan di dunia hiburan Korea. Terakhir, aktor veteran Cho Jae Hyun dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap seorang staf perempuan di lokasi syuting. Sebelumnya, aktor Jo Min Ki juga dituduh melecehkan beberapa siswi di universitas tempatnya mengahar. Tuduhan pelecehan juga dialamatkan pada sutradara film Cho Geun Hyun saat melakukan audisi. (chs)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Cegah Pelecehan Seksual, Aplikasi Chat Korsel Dukung #MeToo : http://ift.tt/2CIy1fN

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Cegah Pelecehan Seksual, Aplikasi Chat Korsel Dukung #MeToo"

Post a Comment

Powered by Blogger.