Manado, ibu kota Sulawesi Utara itu memang terkenal kaya akan hasil laut. Nelayan dapat dengan mudah menangkap ikan di laut Bunaken dan kemudian disajikan di berbagai rumah makan di Manado.
Di siang yang terik itu, CNNIndonesia.com memilih bersantap siang di Rumah Makan Bakar Rica, resto yang hanya menyajikan aneka ikan laut dan air tawar dengan cara dibakar. Rumah makan ini direkomendasikan oleh seorang rekan, dan dua resepsionis hotel tempat kami menginap di Manado.
Ketika sampai di rumah makan itu, kami disambut dengan aroma ikan bakar dan asap bakaran ikan yang mengepul. Proses pembakaran ikan tak dilakukan di dapur, melainkan di salah satu sudut area luar restoran yang mengarah ke jalan raya.
Pengunjung tampak sudah memadati hampir semua meja di restoran. Beruntung kami masih mendapatkan tempat duduk, berbagi meja dengan pengunjung yang datang lebih dulu. Kebanyakan pengunjung menikmati makan siang itu ramai-ramain bersama anggota keluarga.
Untuk menikmati ikan bakar rica, pengunjung mesti memilih terlebih dahulu ikan yang hendak disantap. Ikan-ikan segar itu diletakkan di kotak yang berisi es batu. Pengunjung bisa memilih beraneka jenis dan ukuran ikan.
Ikan berukuran kecil dijual per ekor dengan harga dihitung per kilogram. Sementara, ikan-ikan besar sudah dibagi per potong dan harga tetap dihitung per kilogram. Harga ikan setiap kilogramnya juga bervariasi tergantung jenis ikan.
Kami memilih empat jenis ikan laut yakni seekor kakap merah, seekor kerapu, sepotong tindarung, dan sepotong tuna. Setiap ikan akan langsung ditimbang dan dibayar melalui kasir. Untuk empat ikan bakar segar itu kami merogoh kocek sebesar Rp198 ribu. Harga yang cukup murah dibandingkan dengan harga ikan serupa di Jakarta yang bisa mencapai Rp250 ribu.
|
Ikan yang sudah dipesan akan diantar ke tempat pembakaran dan pengunjung bisa duduk manis menunggu hidangan di meja makan.
Setiap pengunjung bakal langsung mendapatkan satu porsi nasi dan sepiring kecil sayur kangkung tanpa biaya tambahan lagi. Di meja makan juga sudah tersedia sambal rica-rica dan dabu-dabu serta acar timun.
Kami memesan tambahan sayur terong telur dan tumis pakis bunga pepaya masing-masing seharga Rp15 ribu, serta es kelapa muda semakin membuat lengkap makan siang ikan bakar itu. Sekitar 15 menit kemudian, semua makanan tersaji dengan menarik di meja makan. Ikan kerapu jadi pilihan pertama.
Kerapu berwarna cokelat kehitaman itu memiliki tekstur yang lembut dan sedikit kering. Ketika sampai di lidah daging kerapu terasa lezat dan gurih. Sementara kakap merah memiliki kandungan air yang lebih banyak ketimbang kerapu. Kandungan air itu membuat tekstur kerapu juga lebih lembut dan semakin sedap.
Adapun Tindarung yang merupakan ikan blue marlin itu masih memiliki kandungan air yang sangat banyak. Ini membuat rasa dan tekstur ikan semakin kenyal dan legit. Kebalikannya, ikan tuna justru terasa padat dan kering. Pembakaran membuat kandungan air pada tuna menghilang.
Meski dibakar dengan cara yang sama, empat ikan ini memiliki rasa yang berbeda-beda. Rasa yang khas dan asli dari masing-masing ikan. Rahasianya, ikan-ikan itu dibakar hanya dengan olesan margarin saja. Proses pembakaran membuat ikan mengeluarkan rasa asli mereka tanpa terpengaruh bumbu-bumbu lain seperti ikan di kebanyakan restoran seafood.
|
Rasa ikan ini bakal semakin lengkap dengan tambahan sambal dan sayuran yang kaya cita rasa. Sebuah perpaduan makanan hasil laut yang nikmat.
Makan siang ini semakin lengkap ketika ditutup dengan es kelapa muda berwarna cokelat. Masyarakat Manado biasa menikmati kelapa muda dicampur dengan gula merah. Rumah makan ikan bakar ini layak jadi pilihan untuk menikmati rasa asli ikan. (rah)
Baca Kelanjutan Menyantap Rasa Asli Ikan Bakar Rica Manado : http://ift.tt/2jDve3nBagikan Berita Ini
0 Response to "Menyantap Rasa Asli Ikan Bakar Rica Manado"
Post a Comment