Search

Curhat Karina Nadila Jelang Laga Miss Supranational 2017

Jakarta, CNN Indonesia -- Kostum bertajuk 'Lembuswana: The Apparatus of The King' tampak begitu menakjubkan. Paduan warna emas dan perak, sayap membentang, sejata gading juga tatapan tajam mata Karina Nadila Niab membuat seakan sosok satwa tunggangan Batara Dewa Guru ini nyata. Merinding orang dibuatnya.

Seusai Nina, panggilan akrab Karina, melepas kostum beserta atribut yang beratnya hampir 30 kilogram, sosok gagah gadis yang tadi mengenakan kostum itu rupanya tak sirna. Matanya tajam, cara bertuturnya tegas tapi santai.

"Here's three word that represent me, I'm very hard working, I'm a dreamer and very caring person, walaupun saya mulutnya nyablak blak-blakan, tapi sebenarnya saya orangnya rapuh dan saya care banget," tuturnya pada CNNIndonesia.com usai konferensi pers jelang keberangkatannya ke ajang Miss Supranational 2017 di Aula Sasono Mangunsarkoro, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (10/11).


Kesan blak-blakan memang begitu lekat pada sosok Nina. Ia curhat bahwa dirinya sempat stres lantaran begitu banyak komentar negatif tentang dirinya di media sosial. Kata-kata 'kurus banget' , 'ceking' , 'terlalu kurus' serta kata-kata serupa ia blok dari Instagram.

Ia mengaku persiapan yang memang perlu usaha di atas 100 persen ialah gym. Sulit baginya untuk menaikkan berat badan. Susu protein hanya membuat kulitnya berjerawat. Jadwal yang padat membuatnya kesulitan mengatur banyaknya kalori, protein dan segala tetek bengek tentang makanan.

"Saya bukan enggak mau terima masukan, saya itu cukup sekali dikasih tau, saya tahu apa yang harus saya lakuin. I'm trying hard to gain my weight, tapi kalau enggak bisa, bukan berarti enggak mau, memang enggak bisa aja," tegasnya.

Ajang Miss Supranational memang berbeda denngan kontes-kontes kecantikan lain. Nina bercerita, ia sempat agak bingung ketika orang bertanya apa perbedaan Miss Supranational dengan ajang lain.

Namun, menurutnya ajang ini memang mengedepankan entertainment, performance atau merayakan keberagaman dunia lewat kontes kecantikan. Mungkin ada peserta yang memang hanya ingin mencari pengalaman atau hanya ingin bersenang-senang karena basis entertainment ini, tapi Nina mengaku, dirinya bertandang ke Polandia, tempat ajang ini berlangsung, untuk menang.


"My determination, my will power, my dedication and I believe no one can beat me for that. Ada yang ke sana karena dia cari pengalaman. No, you came to the war field to win the game. Uni Whulandari bilang enggak ada cerita di medan perang itu buat kalah, nanti mau kalah mau enggak, itu belakangan. Pokoknya datang ke sana buat menang," ucapnya mantap.

Demi mempersiapkan diri, Nina sampai harus sejenak beranjak dari hobi menonton drama Korea.

"Suka drama korea. Biasanya sehari bisa dua jam sekarang sudah enggak pernah lagi. Aku sudah enggak tau drama Korea baru, apa saja," keluhnya.

Impian Sejak Kecil

Siapa sangka, ternyata keinginannya untuk menjadi seorang beauty queen sudah tumbuh sejak usianya 8 tahun. Nina bercerita, dulu sang mama pernah bertanya apa yang membuat dirinya bahagia. Nina yang masih polos hanya menjawab boneka Barbie, boneka favoritnya. Sang mama pun bercerita bahwa ada seorang Miss India yang menjawab bahwa dirinya bahagia ketika melihat orang lain bahagia karena perbuatannya.

"Saya mikir, kok ada orang bisa jawab kayak gitu ya. Tapi keren banget. Nah semenjak itu, actually, the main idea I want to join the beauty pageant is to nail all the question answer session. Waktu itu bukan win the crown," ujarnya.

Akan tetapi, persiapannya menuju Miss Supranational tak semata-mata demi bisa menaklukkan sesi tanya-jawab. Ia memang bersiap untuk menang. Namun demikian, ia tak akan melupakan pesan orang tuanya. Orang tua Nina berpesan agar dirinya berpasrah dan tidak terlalu fokus pada diri sendiri. Ia bahkan meminta sahabat-sahabat dekatnya untuk senantiasa mengingatkan bila ia lupa diri.


"Saya sampai minta beberapa sahabat dekat saya pantau kegiatan saya selama saya karantina, once you see me in interview or in any social media pages I'm too fulled of myself, buru-buru kasih tau saya, karena seorang beauty queen yang bener adalah ngayomin temen-temennya juga, menikmati kebersamaan, entah itu dari tata bahasanya, kelakuannya," katanya.

Menjadi seorang Puteri Indonesia dan kini akan berlaga untuk ajang kecantikan internasional tak membuat Nina berubah. Ia mengaku masih jadi Nina yang dulu. Kendati dalam kontrak Puteri Indonesia bahwa seorang puteri tidak bolek naik ojek, Nina tetap nekat naik ojek. Bahkan ia masih rajin naik angkot, Kopaja atau Metro Mini.

"Oh come on, it's Jakarta, well you have to flexible in every moment kan, enggak mungkin kan kita enggak kayak gitu. Enggak mungkin jadi Puteri Indonesia maunya naik mobil mewah mulu, kan enggak bisa kayak gitu. Kita enggak bisa mengandalkan semua orang, di saat saat kita tahu bahwa kita musti melakukan sendiri," tutupnya seraya tersenyum. (rah)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Curhat Karina Nadila Jelang Laga Miss Supranational 2017 : http://ift.tt/2ibgDbP

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Curhat Karina Nadila Jelang Laga Miss Supranational 2017"

Post a Comment

Powered by Blogger.