Search

Cegah Virus Tilapia, FAO Imbau Perketat Impor Ikan Nila

Jakarta, CNN Indonesia -- Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa wabah virus Tilapia (TiLV) pada ikan nila yang tengah menyerang sejumlah negara bisa mempengaruhi keamanan pangan dan gizi global.

Karena itu, FAO mengimbau, tindakan antisipasi untuk segera dilakukan negara-negara yang membudidayakan atau memperdagangkan ikan nila hidup untuk mencegah penyebaran wabah virus tersebut.

"Seluruh negara yang membudidayakan ikan nila dan terutama negara yang memperdagangkan ikan nila hidup harus waspada terhadap wabah virus ini," tutur Melba Reantaso dari pihak FAO.


"Negara-negara harus mengambil tindakan manajemen risiko yang tepat untuk mengurangi kemungkinan stok impor ikan nila yang terinfeksi TiLV," katanya menambahkan.

TiLV dianggap merupakan virus baru yang penyebarannya pertama kali terdeteksi di Israel pada 2009 lalu, namun baru dikonfirmasi sebagai penyakit pada 2014 silam.

Virus ini merupakan bagian dari keluarga virus jenis Orthomyxoviridae yang masih berhubungan dengan virus anemia yang menginfeksi ikan salmon. Meski begitu, ada anggapan bahwa virus ini belum diketahui bisa menginfeksi manusia.

Sejumlah publikasi ilmiah melaporkan, virus TiLV terlacak muncul di sejumlah negara seperti Kolombia, Ekuador, Mesir, Israel, dan Thailand.

Adapun ciri-ciri ikan nila yang terserang TiLV, yakni tubuh ikan seluruh atau sebagian besar terlihat berwarna hitam, bola mata membengkak, kornea mata menyusut dan cekung ke dalam, kulit mengalami erosi, dan jika dilihat pada bagian anatomi, rongga perut terlihat membengkak.

Melanisr Scidev.net, peneliti senior di World Fish, Vishnumurthy Mohan Chadag, mengatakan negara-negara yang rentan terhadap penyebaran TiLV perlu menerapkan strategi pengawasan yang ketat.

Salah satunya, menurut Chadag, meningkatkan kesadaran akan TiLV di semua sektor rantai penyebaran ikan nila, seperti perhatian khusus pada petani pembudidaya skala kecil.

Pada tingkatan internasional, negara-negara bersama sektor perikanan terkait sudah diimbau untuk menerapkan langkah-langkah biosekuriti yang diantaranya melaporkan jumlah kematian ikan yang tidak biasa, pembatasan perdagangan ikan nila hidup, serta pengembangan vaksin.

Di Indonesia, pemerintah secara aktif memonitor dan mensosialisasikan hal-hal yang dianggap perlu untuk mengantisipasi penyebaran virus ini.

Cegah Virus Tilapia, FAO Imbau Perketat Impor Ikan Nila Virus Tilapia yang mudah menjangkit ikan nila hingga mujair. (Foto: AFP PHOTO / SEYLLOU)

Sumber Protein Murah

Nila merupakan ikan budidaya paling populer di dunia setelah ikan mas dan salmon, serta merupakan salah satu komoditas makanan yang paling banyak diperdagangkan.

Ikan nila merupakan salah satu sumber protein dengan harga terjangkau khususnya bagi masyarakat di negara berkembang.

Menurut FAO, nila merupakan salah satu spesies akuakultur paling banyak membantu produksi pangan, pekerjaan, dan pendapatan suatu negara.

Indonesia, China, dan Mesir adalah tiga produsen akuakultur ikan nila terkemuka. Pada 2015, produksi ikan nila dunia mencapai 6,4 juta ton atau senilai US$9,8 miliar.

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Cegah Virus Tilapia, FAO Imbau Perketat Impor Ikan Nila : http://ift.tt/2tbHw5D

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Cegah Virus Tilapia, FAO Imbau Perketat Impor Ikan Nila"

Post a Comment

Powered by Blogger.