Biyan Wanaatmadja pun berpikir hal yang sama. Lewat lini busana Studio 133 Biyan, ia ingin menyentuh pasar yang lebih luas.
Lewat 'Juxtaposition,' Biyan meramu kreasi busananya dengan menyandingkan keragaman aneka elemen mulai dari warna, corak, bahkan material.
"Ini kombinasi sesuatu yang tidak biasa dalam hal motif, tekstur, komposisi, gaya (mulai dari) feminin, androgini, maskulin. (Karena) ya why not? This is fashion," ujar Biyan saat ditemui jelang pertunjukan busananya di Hotel Dharmawangsa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (6/11).
Koleksi tertuang dalam beragam siluet dengan cutting loose seperti baby doll, pijama-styled blouse, celana lebar, robe (jubah), pleated skirt dan oversized t-shirt.
Untuk koleksi prianya, dia juga memberikan beberapa pilihan busana pria dengan siluet kemeja, jaket dengan hoodie, dan celana.
Terjemahan dari konsep 'kombinasi sesuatu yang tak biasa' ini pun terlihat pada 'tabrakan' antarmotif dalam satu potong busana.
Inspirasi motif mulai dari lurik, motif batik buketan khas pesisir Jawa hingga motif kilim atau motif permadani khas Timur Tengah dirangkai menjadi satu kesatuan. Padanan ini diaplikasikan dengan dirangkai sejajar ataupun patchwork.
Semua look nyaris tak sepi dari motif. Motif kilim ini mengingatkan orang akan motif tegel yang klasik. Motif buketan pun ditransformasikan ke dalam motif bunga bergaya retro. Keramaian motif ini menyatu dalam tone warna yang senada.
Kesan modern, ringan dan playful pun ditampilkan pada pilihan bahan seperti satin silk plus sentuhan brukat, lace dan denim. Material yang beragam ini tak berdiri sendiri-sendiri. Biyan memadukan dua hingga tiga material untuk satu potong busana misal pada atasan wanita ia menggunakan satin silk dengan sentuhan brukat.
Biyan berhasil menghadirkan mood busana bergaya klasik tapi tetap kekinian. Meski ia mengaku tak ingin mengikuti kemauan orang, tetap saja Biyan tak bisa menutup mata sepenuhnya terhadap tren yang sedang berkembang.
Lihat saja siluet rok plisket alias pleated skirt yang ia gunakan. Atau yang lebih kentara permainan tulisan label busananya pada beberapa look busana pria. Ia memang tak benar-benar menuliskan 'Studio 133 Biyan' tetapi ia twist menjadi 'ONE33' atau 'onethreethree'. Tren logo mania yang sedang hit tahun ini pun diaplikasikan Biyan pada karyanya. Ia memang desainer angkatan 'lawas' tetapi tetap melek tren.
Secara keseluruhan, koleksi ini tak kehilangan DNA-nya. Penikmat fashion masih akan menemukan look yang 'Biyan banget'. Ia masih mengaplikasikan embroidery pada brukat seperti yang tampak pada satu look wanita dengan atasan berupa cape yang cukup lebar. Bagian atas cape menggunakan bahan brukat dengan embroidery plus sedikit payet, tetapi pada bagian bawah ia menggunakan bahan satin silk. Tak hanya itu, pada atasan pria, ia memberikan sentuhan bordir pada bagian leher hingga dada.
![]() |
Hal serupa tak diaplikasikan Biyan untuk koleksi busana pria. Dia tak menghadirkan koleksi yang playful seperti busana perempuan.
Warna-warna yang dipilih cenderung aman. Entah Biyan menyadari bahwa pria cenderung memilih busana yang aman atau memang kultur busana pria Indonesia yang lebih suka main aman.
Ia banyak bermain dengan block color seperti abu-abu, biru dongker dan putih. Sematan motif pun hanya pada separuh busana atau pada bagian tertentu seperti lengan, kantong baju, atau pada kerah.
![]() |
(els/chs)
Baca Kelanjutan Eksperimen Juxtaposition Mode Biyan Wanaatmadja : https://ift.tt/2OAbtUsBagikan Berita Ini
0 Response to "Eksperimen Juxtaposition Mode Biyan Wanaatmadja"
Post a Comment