Menurut Duta Besar Indonesia untuk Brunei, Sujatmiko, transaksi itu dihasilkan dari pertemuan yang melibatkan 9 sellers dan 23 buyers. Sales mission mengangkat destinasi Bromo-Tengger-Semeru di Jawa Timur.
"Alhamdulillah, dalam acara promosi wisata setengah hari di Bandar Sri Begawan dapat dihasilkan 675 transaksi dari 9 sellers dan 20 buyers. Transaksi itu senilai 360 ribu dolar Brunei (setara Rp3.951.000.000)," tutur Sujatmiko dalam keterangan tertulis, Senin (8/10).
Ia juga menyampaikan sebagian besar buyer berencana menawarkan paket wisata Indonesia untuk menghadapi Imlek. Di samping destinasi Jatim, mereka juga tertarik mengambil paket wisata destinasi Aceh, Jawa Barat, dan Bali.
Indonesian Tourism Table Top Sales Mission digelar Kamis (4/10) lalu dengan melibatkan sekitar 40 agen wisata, maskapai penerbangan, dan media dari Indonesia dan Brunei. Pertemuan yang diadakan oleh Kementerian Pariwisata dan KBRI Bandar Seri Begawan ini bertujuan untuk mempromosikan destinasi pariwisata Indonesia, khususnya Sepuluh Bali Baru.
"Brunei adalah pasar potensial bagi pariwisata Indonesia. Walau jumlah penduduknya lebih sedikit dibanding negara lain di Asia Tenggara, warga Brunei memiliki daya beli yang cukup tinggi. Hal ini memungkinkan karena GNP per kapitanya sebesar US$27 ribu. Kedua negara juga memiliki kedekatan budaya dan geografis. Dan karenanya, tidak ada alasan mengapa jumlah wisatawan bilateralnya rendah," ujar Sujatmiko.
Selain mengundang Brunei untuk melakukan promosi pariwisata di Indonesia, promosi pariwisata juga dilakukan melalui peningkatan konektivitas antar kedua negara. Salah satunya melalui rencana pembukaan penerbangan langsung Brunei-Lombok dan Brunei-Pontianak, serta operasi bus wisata Pontianak-Brunei.
Selain Sujatmiko, kegiatan ini juga dihadiri oleh Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional II Kementerian Pariwisata Sumarni, dan Ketua Tim Percepatan 10 Destinasi Unggulan Kementerian Pariwisata Hiramsyah Thaib.
"Untuk promo kali ini, kami mengangkat tema Bromo Tengger Semeru (Jawa Timur). Kegiatan ini didukung dengan penerbangan langsung Bandar Seri Begawan-Surabaya, tepatnya melalui Royal Brunei Airlines," jelas Hiramsyah.
Sementara menurut Plt Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata Ni Wayan Giri Adnyani, pasar Brunei memang sangat potensial.
"Brunei ini pasar yang sangat potensial, terlebih karakter wisatawannya selaras dengan destinasi yang ada di Indonesia. Jadi sangat tepat," paparnya.
Komentar serupa juga dilontarkan oleh Asisten Deputi Pengembangan Pamasaran I Regional II Sumarni. Ia mengungkapkan potensi pasar Brunei memang besar sehingga perlu adanya optimalisasi.
"Optimalisasi Pasar Brunei harus dilakukan sebab potensinya memang besar. Kami akan terus siapkan strategi untuk menarik hati warga Brunei, khususnya Bandar Seri Begawan," paparnya.
Kabid Pemasaran Area III pada Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Sapto Haryono juga mengatakan setelah Tourism Table Top, Kementerian Pariwisata dan KBRI Bandar Seri Begawan juga akan mengikuti Brunei Travel Fair.
"Kegiatan ini akan digelar pada 6-7 Oktober 2018. Lokasinya di Internasional Convention Centre untuk tujuan yang sama," paparnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya pun mengaku senang dengan keberhasilan sales mission di Brunei Darussalam, sebab negara itu memiliki potensi yang harus digali terlebih dengan tingkat pengeluaran warganya yang tinggi.
"Penguatan branding Wonderful Indonesia di Asia Tenggara harus terus dilakukan karena negara-negara tetangga ini juga potensi untuk digali. Termasuk Brunei Darussalam yang kemampuan spending warganya sangat tinggi," papar Menpar. (egp/stu)
Baca Kelanjutan Promo Wisata RI di Brunei Raih Transaksi Senilai Rp 3,9 M : https://ift.tt/2OMckFEBagikan Berita Ini
0 Response to "Promo Wisata RI di Brunei Raih Transaksi Senilai Rp 3,9 M"
Post a Comment