Mata pengunjung dimanjakan dengan berbagai produk khas Indonesia, dari kain batik, lukisan, baju bermotif batik dengan berbagai model, kerajinan tangan, dan perabotan rumah tangga. Seluruhnya tersaji di pameran Indonesia Pavilion yang berlokasi di Nusa Dua.
Apalagi, dua perempuan anggun menggunakan pakaian adat siap menyambut pengunjung dengan senyum ramahnya di area 'tourism', siap menjelaskan soal pariwisata Indonesia bagi mereka-mereka yang masih kebingungan.
Mereka adalah Sabrina (26), runner up 3 di Miss Grand Indonesia, dan Alsa atau sang runner up 4 dalam kontes Putri Pariwisata Indonesia.
Kebetulan, dua perempuan tersebut merupakan jebolan Putri Pariwisata Indonesia dan Miss Grand Indonesia. Keduanya mendapatkan arahan langsung dari Kementerian Pariwisata untuk bertugas di Indonesia Pavilion selama delapan hari.
"Jadi kami di sini tugasnya untuk menjelaskan pariwisata, soal apa sih 10 Bali baru itu kepada pengunjung," ucap Sabrina kepada CNNIndonesia.com, Kamis (11/10).
Sepuluh Bali baru tersebut di antaranya Tanjung Kelayang, Danau Toba, Tanjung Lesung, Pulau Seribu, Bromo, Candi Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi, dan Morotai.
Berbagai barang seni khas Indonesia dipamerkan di Indonesia Pavilion. (CNN Indonesia/Dinda Audriene Muthmainah)
|
Sabrina menuturkan mayoritas peserta atau delegasi IMF-WB ingin melanjutkan liburan di Indonesia setelah agenda internasional tersebut selesai pada Minggu (14/10). Salah satu pengunjung menyebut ingin mengunjungi Lombok dan Pulau Seribu.
"Katanya ingin ke Lombok ingin lihat dan sekalian donasi juga," cerita Sabrina.
Dalam kesempatan yang sama, Alsa menuturkan begitu semangat menerima tugas dari Kementerian Pariwisata untuk memberikan informasi pariwisata kepada delegasi IMF-WB. Bukan apa-apa, Alsa yang jarang bertemu dengan pejabat dunia mengaku gembira bisa melihat mereka secara langsung dan mengobrol sebentar.
"Misalnya tadi ada Menteri Keuangan Sudan, dia datang ke kami terus foto bareng," ucap Alsa.
Namun, menjadi informan pariwisata untuk masyarakat dunia tentu bukan tanpa usaha. Sebelum bertugas, Sabrina dan Alsa dibekali ilmu terkait pariwisata oleh Kementerian Pariwisata.
"Ada latihan dulu, ada diklat. Sebelum 7 Oktober 2018 ada pembekalan jadinya," ujar Alsa.
Perempuan asal Semarang itu mengaku lebih banyak merasakan suka ketimbang duka dalam menjalani tugas seperti ini. Bertemu dengan tamu-tamu penting tadi disebutnya sebagai bayaran atas waktu yang telah ia habiskan sedari pagi untuk berdandan dan berdiri berjam-jam demi menyambut pengunjung Indonesia Paviliun.
"Kalau lelah sih ya ada, namanya juga tugas. Tapi ya bisa bertemu orang-orang hebat kan belum tentu semua orang bisa," kata Alsa.
Selain memamerkan berbagai barang kerajinan, para pengrajin pun didaulat untuk menunjukkan kebolehan mereka. (CNN Indonesia/Dinda Audriene Muthmainah)
|
Apalagi, lanjut Sabrina, IMF-WB belum tentu akan diselenggarakan lagi Indonesia. Seperti diketahui, Pertemuan Tahunan IMF-World Bank digelar satu tahun sekali di Amerika Serikat dan 3 tahun sekali diselenggarakan di negara anggota. Kali ini di Bali, Indonesia.
"Jadi bisa-bisa berapa tahun lagi Indonesia dapat kesempatan lagi, belum tentu anak cucu kami nanti punya kesempatan kan," ujar Sabrina.
Terkait seragam yang digunakan Sabrina dan Alsa, mereka mendapatkan pakaian dari panitia IMF-WB. Untuk hari ini, Sabrina menggunakan baju adat Jawa Timur dan Alsa berpakaian Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Beda-beda bajunya, lalu kami juga ada shift. Ini lagi siang," cerita Sabrina.
Untuk shift pagi, petugas harus siap sejak pukul 08.00-14.00 WIB. Kemudian, dilanjutkan oleh shift siang sampai pukul 18.00 WIB. Sementara, Indonesia Pavilion sendiri tutup pukul 21.00 WIB.
Simak berita-berita lainnya mengenai Indonesia Pavilion di tautan berikut. (aud/vws)
Baca Kelanjutan Pesona Dua Putri Kontes Kecantikan di Indonesia Pavilion : https://ift.tt/2CbyXg7Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pesona Dua Putri Kontes Kecantikan di Indonesia Pavilion"
Post a Comment