Dan di zaman yang serba canggih ini, mengabadikan momen juga bukan hal yang rumit lagi, karena keberadaan kamera telepon genggam, pocket dan mirrorless.
Selfie sudah pasti dilakukan, namun tak ada salahnya juga untuk mengasah kemampuan fotografi demi menghasilkan foto-foto pemandangan tempat wisata yang bakal dikenang sepanjang masa.Sama seperti konsep kamera kekinian, fotografi juga bukan kegiatan yang terasa sulit dilakukan.
Konsep foto street photography alias foto jalanan dapat dengan mudah dilakukan oleh siapapun dan kapanpun.
Safir Makki, fotografer dari CNNIndonesia.com, mengatakan kalau konsep street photography bukan cuma bertema sosial dan urban, tapi bisa juga bertema senang-senang seperti di tempat wisata.
Dikatakannya, Bali menjadi salah satu destinasi street photography yang menarik di Indonesia, karena Pulau Dewata memiliki beragam unsur penting dalam street photography, yakni; manusia, pemandangan, warna dan atraksi, budaya.
"Ramai atau sepi, siang atau malam, Bali menjadi lokasi yang pas untuk berlatih street photography," kata Safir saat diwawancara di Jakarta pada Kamis (4/10).
"Di sana kita mengasah insting untuk mendapatkan foto dengan segala unsur street photography; komposisi, tekstur, warna, layer, perspektif, shadow, juktaposisi dan similarity. Bukan cuma turis, bangunan seperti pura dan hotel yang artistik juga bisa jadi objek foto," lanjutnya.
Safir mengatakan kalau street photography bukan konsep fotografi yang "kaku". Saat mengabadikan pemandangan dengan konsep ini, imajinasi perlu dibebabaskan sesering mungkin.
Jangan terpaku pada aturan fotografi dokumenter atau jurnalistik yang mengharuskan foto harus dengan cahaya ini atau komposisi itu, lanjutnya, karena hasil foto street photography yang menarik justru yang menyajikan makna baru dari panorama yang dijepret.
Anak-anak bermain di Pantai Pasir Panjang, Singkawang, Kalimantan Barat. (CNN Indonesia/Safir Makki)
|
"Misalnya kalau di Bali, pemandangan yang diambil bukan cuma pemandangan turis di bawah pohon kelapa atau di turis naik motor. Bisa juga bayangan turis yang melintas di trotoar, atau kawanan anjing yang masih wara-wiri di dekat kelab malam," kata Safir.
Karena bakal melakukan "penjelajahan" seharian, Safir menyarankan agar membawa kamera ringan saat nge-street.
Kamera juga bisa diatur dengan speed rendah agar objek yang melintas tetap terekam sempurna. Kamera juga bisa diatur dengan speed rendah untuk mendapatkan efek gerak dan dinamis dari obyek foto.
Jangan juga terlalu memusingkan "kesempurnaan" hasil foto, karena terkadang komposisi yang absurd malah menghasilkan tema abstrak yang enak dilihat.
Yang pasti, sama seperti dokumenter atau jurnalistik, pelaku street photography juga harus tetap memahami etika merekam gambar di tempat umum.
Kalau sedang menjelajahi pantai di Bali misalnya, ingatkan diri tidak langsung mengarahkan kamera ke arah turis yang sedang berjemur karena bakal mengganggu privasinya.
Jangan lupa untuk tak memaksakan diri memotret kegiatan sakral dari jarak terlalu dekat yang sekiranya bakal mengganggu tamu yang datang.
Untuk lebih memahami konsep dan trik street photography serta mengangkat Kuta sebagai destinasi pariwisata Bali, CNNIndonesia.com berkolaborasi dengan Sheraton Bali Kuta Resort menggelar workshop "Cekrak Cekrek Goes To Bali" pada 3 November mendatang.
Simak infromasi pendaftarannya di sini.
(ard/vws)
Baca Kelanjutan Menghadirkan 'Street Photography' di Destinasi Wisata : https://ift.tt/2A6kLUcBagikan Berita Ini
0 Response to "Menghadirkan 'Street Photography' di Destinasi Wisata"
Post a Comment