Salah satu jenis kipas yang dipamerkan Mas Utari adalah kipas ramah lingkungan yang dibuat dengan memanfaatkan limbah kain konveksi, kemudian dirangkai dengan kawat dan pelumas oli.
Mas memasarkan kipas ramah lingkungan ke seluruh Indonesia dan pemesan bisa menyesuaikan desain kipas dengan kebudayaan khas masing-masing.
"Kalau di Jakarta, desainnya dengan kain motif ondel-ondel, di Papua menggunakan material dari Papua, di Medan beda lagi," ujar Mas kepada CNNIndonesia.com di Nusa Dua, Bali, Sabtu (13/10).
Kipas ramah lingkungan Mas dijual mulai dari Rp15 ribu hingga Rp50 ribu, tergantung desain dan kemasan.
Tak hanya kipas ramah lingkungan, Mas juga menjual kipas dengan nilai estetika tinggi yang harganya mencapai jutaan rupiah per buah. Kipas ini telah dipasarkan ke sejumlah negara seperti Malaysia, Italia, Spanyol, Perancis, hingga Amerika Serikat.
"Sebagai pengrajin tangan, saya tidak menjual bahan-bahan limbahnya, saya menjual nilai seninya," ujar pengrajin yang pernah menjadi pelaku UKM binaan PT Bank Negara Indonesia (Persero) ini.
Di Indonesia Pavillion, selain menjual kipas, Mas juga memamerkan cara pembuatan kipas dari kain-kain tradisional Indonesia kepada para tamu, seperti dari kain batik.
Para pengunjung yang sebagian besar dari luar negeri kerap berhenti di booth Mas untuk memperhatikan proses pembuatan kipas yang tak memakan waktu lama.
Indonesia Pavillion sendiri merupakan pameran seni dan kerajinan Indonesia untuk para peserta pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia. Pameran ini terletak di sebelah pintu masuk The Westin Resort, yang menjadi tempat utama penyelenggaraan pertemuan IMF-WB.
Lebih dari delapan ribu produk dengan nilai barang sebesar Rp8 Miliar dari 157 Usaha Kecil Menengah (UKM) dipajang di pameran tersebut dan dapat dibeli oleh peserta pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia.
Di pameran ini, pengunjung juga bisa melihat daftar proyek yang ditawarkan Kementerian BUMN untuk investor yang hadir dalam gelaran IMF-WB.
Total 80 proyek dengan peluang investasi senilai US$ 42,2 miliar atau Rp 630 triliun (kurs Rp 15.000) disuguhkan kepada sejumlah investor, mulai dari proyek infrastruktur hingga manufaktur.
Pameran digelar pada 8-14 Oktober 2018. Namun, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membuka peluang untuk memperpanjang penyelenggaran pameran agar masyarakat umum bisa ikut menikmatinya. (sfr/vws)
Baca Kelanjutan Kipas Ramah Lingkungan Curi Perhatian Tamu IMF-Bank Dunia : https://ift.tt/2pRtuUfBagikan Berita Ini
0 Response to "Kipas Ramah Lingkungan Curi Perhatian Tamu IMF-Bank Dunia"
Post a Comment