
Beberapa hari lalu Presiden Joko Widodo sempat mengunjungi Sungai Cheonggye dan terbersit keinginan untuk mengubah Kali Ciliwung menjadi 'secantik' Sungai Cheonggye yang efek sampingnya menarik banyak wisatawan dari penjuru dunia.
Perjalanan Sungai Cheonggye untuk menjadi salah satu destinasi unggulan di jantung kota Seoul rupanya tidak singkat. Sebelumnya nasib sungai yang dibuat dari zaman dinasti Joseon ini tidak jauh berbeda dengan Ciliwung. Kumal dan tercampakkan.
Namun pada tahun 2003, sungai ini 'dirombak' oleh wali kota Seoul saat itu, Lee Myung-bak, agar menjadi lebih manusiawi.
Upaya 'perombakan' sungai ini hanya memerlukan waktu kurang dari 2,5 tahun. Bisa dikatakan ini adalah sebuah proyek ambisius pemerintah daerah, namun hasilnya memuaskan.
Sungai Cheonggye memiliki babak yang tidak menyenangkan karena sempat menjadi lambang kemiskinan kota Seoul pada tahun 1950-an, tepatnya setelah perang Korea berakhir.
Pada saat itu, banyak rumah di bantaran kali yang berdiri tak teratur dan limbah yang bertebaran.
Namun pada tahun 1970-an, sungai ini menjadi saksi betapa roda industrialisasi di Seoul melaju tanpa tengok kanan kiri.
Sungai Cheonggye pun akhirnya tertutup jalan bebas hambatan sepanjang 5,6 kilometer selama nyaris 30 tahun.
Setelah 'hijrah' dari fase kegelapan, saat ini Sungai Cheonggye bahkan memiliki sebuah plaza atau alun alun seluas 2.500 meter persegi yang didesain dengan gaya tradisional Korea.
Di tempat ini wisatawan seakan tiada hentinya memenuhi nyaris selama 24 jam sehari dan tujuh hari dalam seminggu.
Mengutip Visit Korea, Sungai Cheonggye juga melintasi beberapa tempat wisata andalan di Seoul seperti Istana Deoksugung, alun-alun Seoul, Sejong Center, Jalan Insa-dong, Istana Changdeokgung, dan Istana Changgyeonggung.
Tak hanya lokasi wisata, kawasan sungai ini juga dilengkapi oleh destinasi belanja yang bisa dieksplorasi oleh para wisatawan, seperti Dongwha Duty Free Shop (lokasi untuk mencari barang-barang bermerk dengan diskon besar), Youngpoong Bookstore (pusat oleh-oleh di Seoul), Burdeng Children's Clothing Shopping Center (tempat membeli baju-baju anak yang menyediakan banyak pilihan), dan masih banyak lagi.
Pada bulan Oktober, tempat ini menjadi padat oleh manusia karena diselenggarakan Cheonggyecheon Upcyle Festival Ryu.
Jika sedang sangat padat, pada sore sampai malam hari bisa terjadi antrean manusia sepanjang lebih dari lima kilometer.
(agr/ard) Baca Kelanjutan Sungai Cheonggyecheon, Dulu Tercampakkan Kini Menawan : https://ift.tt/2MpKEkCBagikan Berita Ini
0 Response to "Sungai Cheonggyecheon, Dulu Tercampakkan Kini Menawan"
Post a Comment