Jika sahur kerap dilewati dengan menu apa adanya, waktu berbuka bisa diisi dengan hidangan istimewa. Di antaranya, dengan pilihan bubur kampiun, nasi liwet, atau sie itik.
Sepanjang bulan puasa ini, hotel Ritz Carlton Mega Kuningan dan JW Marriott Hotel Jakarta memberikan inspirasi hidangan berbuka dengan menu beraroma 'tempoe doeloe' yang bisa jadi pilihan untuk dicicipi. Berikut beberapa di antaranya:
Sie itik
Sie itik merupakan sajian khas masyarakat Aceh. Secara harafiah, sie itik berarti kuah itik. Ada dua cara penyajian sie itik yakni masak merah dan masak putih.
Sie itik masak putih mengingatkan orang akan hidangan opor. Ia berupa daging itik lembut dan empuk disertai kuah santan kental nan gurih. Kuah berbeda dengan opor yang cenderung kuning. Sie itik masak putih memiliki kuah berwarna putih pucat.
Sedangkan sie itik masak merah menggunakan cabai sebagai bumbu utama. Baik masak merah maupun masak putih, keduanya pas dinikmati bersama nasi putih hangat.
Gurame kencong
Masih dari daratan Sumatera, kali ini ada gurame kencong. Sajian dengan bahan utama ikan gurame ini umumnya berupa gurame yang digoreng utuh dan disiram saus asam pedas. Akan tetapi Asia Restaurant milik Ritz Carlton Kuningan punya kreasi sendiri. Gurame kencong tampaknya dimodifikasi dengan kuah kuning. Rasa bumbu begitu menonjol terutama kunyit.
![]() |
Kerupuk banjur
Kuliner 'jadul' satu ini berasal dari Bandung, Jawa Barat. Kerupuk banjur biasanya eksis di bulan Ramadan. Kerupuk banjur atau dalam bahasa Indonesia berarti kerupuk siram memiliki dua jenis yakni kerupuk merah dengan ukuran cukup besar dan kerupuk kuning yang bentuknya mirip mi.
Pengolahan kerupuk tidak digoreng melainkan disangrai, sehingga aroma kerupuk lebih kuat. Ia biasa disajikan dengan kuah oncom yang gurih dan pedas plus potongan sayur seperti kubis, wortel dan tauge.
![]() |
Nasi kebuli
Beranjak ke DKI Jakarta, saatnya menikmati nasi kebuli. Hidangan ini berupa nasi yang dimasak bersama daging kambing, susu kambing serta minyak samin. Nasi kebuli populer di kalangan masyarakat Betawi dan warga keturunan Arab di Indonesia. Nasi kebuli mendapat pengaruh budaya Arab. Hidangan ini jika diperhatikan mirip dengan nari Briyani. Nasi kebuli dapat dinikmati begitu saja tanpa menambahkan lauk.
![]() |
Kare kameng
Selain sie itik, kare kameng merupakan hidangan khas Aceh. Kameng dalam bahasa Indonesia berarti kambing. Daging kambing dimasak dengan aneka bumbu mulai dari bawang merah, bawang putih, salam, serai serta bunga lawang. Rasa kare lebih dominan gurih. Kare dengan daging kambing empuk ini nikmat disantap bersama nasi putih hangat.
Liwetan
Liwetan merupakan sajian dengan meletakkan nasi bersama sayur dan lauk pauk pada daun pisang yang cukup panjang. Saat waktu santap tiba, orang-orang yang mengitari sajian pun makan bersama langsung dari daun pisang tersebut.
Cara santap ini telah ada sejak ratusan tahun lalu. Tradisi ini berasal dari Jawa tapi memiliki pengaruh Islam. Nasi yang disajikan merupakan nasi liwet. Biasanya ia didampingi dengan lauk seperti ikan teri, sambal, ikan atau ayam goreng dan sayuran sperti aneka lalapan atau urap. Liwetan jadi sajian sekaligus cara santap yang menumbuhkan keakraban dan kehangatan apalagi jika khusus dihadirkan kala Ramadan.
Bubur Kampiun
Bubur satu ini kerap jadi sajian berbuka yang banyak dicari. Bubur kampiun merupakan bubur khas Minangkabau. Dilansir dari Cookpad, bubur ini punya sejarah panjang, yang ditengarai tercipta pada 1960. Pasca peristiwa pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), para tokoh adat BUkittinggi menyelenggarakan lomba kreasi bubur demi mengembalikan ketenangan masyarakat. Pemenangnya adalah Amai Zona. Ia menamai bubur kreasinya sebagai Bubua Kampiun atau champion.
Bubur ini seolah perpaduan beberapa jenis bubur. Dalam satu mangkuk bubur kampiun, orang dapat menikmati bubur sumsum, candil hingga ketan hitam. (rah)
Baca Kelanjutan Inspirasi Menu 'Tempo Doeloe' untuk Berbuka Puasa : https://ift.tt/2MgYlTUBagikan Berita Ini
0 Response to "Inspirasi Menu 'Tempo Doeloe' untuk Berbuka Puasa"
Post a Comment