
Pesawat yang secara perdana lepas landas menuju Ibu Kota Malaysia, Kuala Lumpur, pada Rabu (19/12) tersebut diiringi doa 300 anak yatim. Alunan ayat suci Alquran dan salawat nabi juga tak lupa dilantunkan.
Pesawat yang digunakan untuk penerbangan ini adalah Airbus A-320 berkapasitas 180 penumpang. Frekuensi penerbangan nanti sebanyak tiga kali sepekan, yakni pada Rabu, Jumat, dan Minggu.
Dari Banyuwangi, para penumpang dilayani dengan nomor penerbangan QG 514. Penerbangan ini dilakukan pukul 08.20 WIB dan tiba pukul 12.10 waktu setempat. Sedangkan dari Malaysia, nomor penerbangannya adalah QG 515 dan berangkat pukul 13.20 waktu setempat serta tiba di Banyuwangi pukul 15.10 WIB.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyampaikan terima kasihnya kepada pemerintah pusat yang telah banyak mendukung pengembangan bandara-bandara di daerah.
"Terima kasih kepada Kementerian Perhubungan yang terus mendukung Bandara Banyuwangi. Juga kepada pihak Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Keuangan, Kementerian Pariwisata, Angkasa Pura II, yang semua bersinergi dengan cepat sehingga bisa mewujudkan penerbangan internasional ini. Dan yang paling penting, terima kasih dan mohon doa kepada semua warga Banyuwangi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (20/12).
Menurut Anas, rute ini akan semakin meningkatkan aksesibilitas menuju Banyuwangi. Sehingga bisa mendorong berbagai sektor ekonomi untuk tumbuh hingga berkontribusi pada kesejahteraan warga.
"Pembukaan rute ini pasti akan membawa dampak ekonomi yang besar bagi daerah. Pengembangan bandara ini akan menjadi penggerak ekonomi daerah. Ini sesuai dengan komitmen Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla dalam memeratakan pembangunan, termasuk di daerah yang jauh dari pusat pertumbuhan nasional seperti Banyuwangi," lanjutnya.
Selain Anas, penerbangan tersebut juga dihadiri oleh keluarga mantan Bupati Banyuwangi. Di antaranya istri almarhum Samsul Hadi (Bupati Banyuwangi 2000-2005) Ny Erna Samsul Hadi beserta sejumlah anggota keluarganya dan mantan Sekretaris Daerah Banyuwangi Sukandi.
Mantan bupati dan keluarga mantan wakil bupati lainnya juga telah diundang tapi berhalangan ikut. Ada pula pengasuh Ponpes Darussalam Blokagung Banyuwangi, KH Hisyam Syafaat.
"Ini adalah momen spesial dan para pemimpin terdahulu adalah peletak fondasi kemajuan Banyuwangi, termasuk pencetus pembangunan bandara di Banyuwangi. Beliau-beliau kami ajak ikut dalam penerbangan ini," kata Anas.
Bandara yang diklaim sebagai bandara hijau pertama di Indonesia ini terletak di Desa Blimbingsari, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Bangunan bandara ini memanfaatkan barang-barang daur ulang dan semua materi yang digunakan ramah lingkungan. Suasana hijau yang nyaman pun dapat ditemui di bandara ini.
Sesampainya di Kuala Lumpur, kehadiran pesawat ini sudah ditunggu oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya yang turut ikut penerbangan balik menuju Banyuwangi. Ia semringah karena upaya menjadikan Bandara Banyuwangi menjadi bandara internasional terealisasi. Menurutnya, hal akan membuat semakin luasnya akses udara di Banyuwangi.
"Kehadiran internasional flight di Bandara Banyuwangi sangat positif karena membuat wisatawan bisa langsung menikmati keindahan Sunrise of Java. Promosi pun bisa dilakukan lebih gencar lagi, khususnya untuk pasar Malaysia," terang Arief.
Ia juga menambahkan kehadiran rute internasional ini harus dimanfaatkan dengan baik oleh travel agent dan travel operator. Caranya dengan membuat paket-paket yang akan memandu wisatawan ke sejumlah lokasi.
"Banyuwangi punya banyak destinasi kelas dunia seperti Kawah Ijen dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, maksimalkan semua potensi dengan kehadiran rute ini karena kehadiran wisatawan mancanegara dipastikan bertambah," pungkas Arief.
(egp/stu)
Baca Kelanjutan Bupati Anas: Rute KL-BWI Berdampak Ekonomi Besar : https://ift.tt/2A2AB1BBagikan Berita Ini
0 Response to "Bupati Anas: Rute KL-BWI Berdampak Ekonomi Besar"
Post a Comment