Search

#KirimBudi, Gerakan Sebar Ilmu ke Pelosok Negeri

Jakarta, CNN Indonesia -- Masalah kesetaraan, akses, dan kualitas masih jadi momok utama dalam pendidikan Indonesia. Tak semua anak mendapatkan pendidikan yang mumpuni, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah tertinggal dan pelosok Indonesia.

Keterbatasan informasi dan akses pendidikan itu, membuat anak-anak di daerah terpencil tersebut urung bermimpi. Cita-cita mereka terbatas dan tak jauh dari sekadar meneruskan usaha orang tuanya.

"Berdasarkan pengamatan saya, kalau lihat anak-anak di desa yang enggak punya akses internet dan informasi, mimpinya sangat terbatas. Kurang lebih cuma tiga yaitu guru, polisi atau tentara dan dokter. Itu bagus, tapi ada banyak mimpi yang lain," kata pemerhati pendidikan Najeela Shihab dalam Pesta Pendidikan 2018 saat peringatan Hari Pendidikan Nasional, Jakarta, Rabu (2/5).


Najeela menjelaskan fenomena cita-cita itu berbeda dengan anak-anak yang mendapatkan pendidikan di kota-kota besar. Mimpi anak-anak di kota besar jauh lebih variatif seperti mulai dari penulis, pilot hingga astronot.

Menurut Najeela, mimpi penting untuk dapat mendorong hidup menjadi lebih baik. Najeela berpendapat mimpi yang tinggi terutama bagi anak-anak di pelosok negeri bisa membuka cakrawala dan memajukan kehidupan mereka.

Demi merajut mimpi anak-anak di pelosok negeri itu, Najeela menginisiasi gerakan Kirim Budi atau #KirimBudi yang diusung jaringan Semua Murid Semua Guru. Gerakan #KirimBudi merupakan inisiasi patungan 10 ribu flashdisk yang berisi beragam jenis profesi dan pelajaran yang bakal disebarkan ke berbagai pelosok Indonesia yang masih belum mendapatkan akses informasi terutama internet.

Flashdisk Budi itu akan berisi ratusan video profesi mulai dari desainer, youtuber, ilmuwan hingga pembaca data dan juga termasuk pekerjaan tradisional yang sesuai dengan konteks lokal di daerah pelosok Indonesia.


"Kami harap konten dalam flashdisk ini akan menginspirasi anak-anak bahwa terdapat begitu banyak jenis profesi di dunia. Mereka dapat belajar dari profesi di berbagai lokasi dan mimpi mereka dapat diwujudkan," tutur Najeela.

Gerakan #KirimBudi ini menggandeng platform penggalang dana dari masyarakat yaitu Kita Bisa. Setiap Rp100 ribu dana yang terkumpul di kitabisa.com/kirimbudi sama dengan mengirimkan satu flashdisk berukuran 32 gigabyte ke pelosok Indonesia.

"Semua orang, siapa saja bisa ikut patungan dan berpartisipasi untuk mengirim flashdisk ini dan memajukan pendidikan," kata Co-Founder Kita Bisa Alfatih Timur.

Selain patungan dana, masyarakat juga bisa ikut berpatisipasi dengan mengirimkan video profesi yang digelutinya ke gerakan #KirimBudi dan membantu penggandaan materi. Nantinya, flashdisk berisi ratusan profesi ini bakal dikirim melalui komunitas 1.000 Guru lewat ribuan relawan yang mengajar anak-anak di pelosok Indonesia.

[Gambas:Instagram]


Menurut Najeela, cara ini efektif untuk membangkitkan minpi dan semangat anak-anak di pelosok negeri. Najeela mencontohkan dia pernah memperlihatkan video beragam profesti yang terlibat dalam proses pembuatan cokelat pada anak yang tinggal di perkebunan cokelat.

"Dia setiap hari lihat buat cokelat, tapi dia tidak ada bayangan cokelat itu akan jadi seperti apa. Ada salah satu video profesi membuat membuat cokelat dan diekspor ke Jepang. Ekspresi dan mimpinya langsung berubah. Ini benar-benar bisa mengubah hidup seseorang," ucap Najeela. (rah)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan #KirimBudi, Gerakan Sebar Ilmu ke Pelosok Negeri : https://ift.tt/2HGnl8t

Bagikan Berita Ini

0 Response to "#KirimBudi, Gerakan Sebar Ilmu ke Pelosok Negeri"

Post a Comment

Powered by Blogger.