Para desainer telah melalui proses kurasi yang berlangsung sejak Desember-Januari lalu oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Tahun lalu, Indonesia hanya sempat berpartisipasi di Tortona Design Week 2017 di Milan, pameran lebih kecil yang terhubung dengan Salone del Mobile itu sendiri.
Dari 27 peserta delegasi tersebut, terdapat 14 peserta kategori talenta kreatif dan 13 kategori industri. Peserta-peserta ini merupakan pihak yang terpilih dari 119 talenta kreatif dan 27 industri di seluruh Indonesia yang mendaftar untuk mengikuti Salone del Mobile, setelah melalui tiga tahapan proses seleksi yang dilakukan kurator.
Dalam proses seleksinya, Bekraf menentukan beberapa kriteria yang dijadikan acuan.
"Apa motivasi mereka untuk daftar ke Milan ini? Kita lihat itu lebih dalam, dari sisi globalnya apa, pemikiran talenta seperti apa, dan target-target yang ingin dicapai," ucap kurator yang digaet Bekraf dari Himpunan Desainer Mebel Indonesia (HDMI) Baskoro Junianto, di Jakarta Pusat, Kamis (5/4).
Dari sisi desain karya para talenta, Baskoro memacu kepada tiga hal. Yang pertama adalah indigenous lifestyle, atau bagaimana para desainer bisa mengubah inpsirasi yang berdasar pada akar budaya Indonesia menjadi sesuatu dapat disukai secara global. Sementara, yang kedua adalah eksplorasi material, diikuti penilaian ketiga storytelling atau cerita latar belakang di balik tiap karya itu sendiri.
Untuk peserta industri, kurator memilih peserta yang sempat bekerja sama dengan desainer. Hal ini dilakukan untuk mendorong industri mebel dan kriya lebih melek desain yang orisinil. Kemudian, kurator memperdalam karakter para talenta itu sendiri, seperti motivasi mengikuti pameran, atau visi dan reputasi yang mereka miliki di dunia industri kreatif.
Baskoro mencontohkan karya salah satu desainer yang akan dikirim ke Milan, Achmad Kurnia dari Siji Lifestyle. Karya Achmad menggunakan bahan-bahan yang murah dan ramah lingkungan seperti karung gini eceng gondok, untuk diolah menjadi karya yang berkualitas tinggi dan memiliki nilai estetika.
"Itu kan luar biasa, sudah punya pemikiran sustainable, sudah di tingkat global visinya," ujar Baskoro.
Pada fase terakhir seleksi, kurator memperdalam kembali kesiapan tiap-tiap peserta, dari sisi teknis maupun kesiapan bisnis.
 Jelang pameran furnitur Salone del Mobile, Milan 2018. (Foto: CNNIndonesia/AndrianaAstika) |
Kiblat desain kriya seluruh dunia
Salone del Mobile merupakan pameran mebel dan kriya tertua di dunia yang telah dihelat sejak 1961. Pameran ini juga merupakan ajang yang menjadi kiblat desain dan kualitas industri mebel seluruh dunia.
"[Salone del Mobile] ini memang menjadi rujukan bagi industri mebel dunia untuk produk-produk terbarunya, patokan merek-merek dunia untuk bekerja," kata Deputi Pemasaran Bekraf, Joshua Simandjuntak.
Salah satu yang paling menonjol dari pameran internasional di Milan tersebut, lanjut Joshua, adalah sifatnya yang bukan hanya untuk sekedar jual-beli, namun juga kental dengan atmosfir desain, kreatifitas, dan inovasi.
Bekraf berharap, partisipasi para desainer dan industri Indonesia di pameran mebel dan kriya internasional ini dapat memajukan kontribusi industri kreatif Indonesia terhadap negara.
"Kita memfasilitasi agar para desainer dan industri ini bisa mengembangkan pasarnya di tingkat global," ucap Joshua.
Salone del Mobile tahun ini merupakan penyelenggaraan ke-57, yang diikuti oleh lebih dari 2.000 ekshibitor di seluruh dunia. Pameran ini akan dihelat pada 17-22 April 2018. Adapun para desainer Indonesia akan menampilkan karyanya di Hall 14 Stand F 30, Fairgrounds, Milan. (ast/rah)
Baca Kelanjutan 27 Desainer Mebel Indonesia 'Pamer Karya' di Milan : https://ift.tt/2ElPU4RBagikan Berita Ini
0 Response to "27 Desainer Mebel Indonesia 'Pamer Karya' di Milan"
Post a Comment