"Kami telah menerbitkan dua buku tahun 2016 dan satu lagi tahun 2017 dalam bahasa Indonesia, yang diharapkan memberikan pemahaman dan wawasan tentang Pakistan," kata Dubes Pakistan untuk Indonesia Mohammad Aqil Nadeem di Jakarta, pada Selasa (8/3), seperti yang dikutip dari Antara.
Buku pertama berjudul 'Colours of Pakistan (Sisi Lain Pakistan yang Penuh Warna)', buku ke-dua berjudul 'Pakistan Selayang Pandang Sejarah dan Kebudayaan' (2016), dan buku ke-tiga berjudul 'Pakistan Menakjubkan' (2017).Aqil Nadeem yang telah bertugas selama lebih dua tahun menyerahkan tiga buku tersebut kepada perwakilan dari Moslem Youth Forum on International Issues dan Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PB PII).
Sang penulis, Muladi Mughni, dalam kata pengantarnya menulis bahwa buku itu dikerjakannya di masa mendiang Duta Besar Burhan Muhammad, yang ditugaskan di Islamabad hingga wafat akibat kecelakaan pesawat yang tragis.
Muladi lanjut menulis, buku ini merupakan salah satu upaya Dubes Burhan dalam usahanya untuk menghilangkan prasangka buruk terhadap masyarakat Pakistan.
Aqil Nadeem mengharapkan setelah membaca buku itu, semakin banyak penduduk Indonesia yang tertarik untuk berkunjung ke Pakistan, sehingga memberikan manfaat ekonomi kepada negaranya.
"Pakistan telah menjadi tempat berbaurnya berbagai ras, kebudayaan dan sistem kepercayaan dan salah satu tempat tertua yang telah dihuni oleh manusia di muka bumi," kata Aqil Nadeem.
Sepanjang tahun lalu, Pakistan telah dikunjungi oleh 40,05 juta turis. Sebanyak 1,75 juta turis berasal dari mancanegara.
Penduduk Indonesia bisa berkunjung ke Pakistan setelah mengurus Visa saat Kedatangan (Visa on Arrival) yang berlaku selama 30 hari kunjungan. Namun, banyak turis asing yang berkata bahwa urusan mengurus visa ke Pakistan sangat rumit plus mahal.
Saat ini, suasana Pakistan memang sedang bergejolak, sehingga turis harus memantau informasi mengenai kondisi di sana sebelum datang.
Namun di balik konflik, negara beribukota Islamabad ini memiliki sejumlah kawasan yang patut dikunjungi seperti menikmati arsitektur bersejarah di Lahore dan Peshawar, museum dan tempat belanja di Islamabad dan Rawalpindi, pantai di Karachi, danau di Naran, sampai pegunungan di Murree dan Passu.
Dari beberapa tulisan milik blogger wisata, mereka sepakat mengatakan Pakistan tak melulu diwarnai ketegangan. Bahkan, Lahore disebut sebagai kawasan pesta yang murah meriah.
Tiket pesawat dari Jakarta ke Pakistan sekitar Rp7,5 per orang pulang pergi. Durasi penerbangannya kurang lebih 12 jam.
(ard)
Baca Kelanjutan Pakistan 'Buka Pintu' untuk Turis Indonesia Lewat Buku : http://ift.tt/2G1uRXrBagikan Berita Ini
0 Response to "Pakistan 'Buka Pintu' untuk Turis Indonesia Lewat Buku"
Post a Comment