Search

Mengulik Risiko Gangguan Ginjal pada Perempuan

Jakarta, CNN Indonesia -- Hari Ginjal Sedunia yang diperingati setiap Kamis pada pekan kedua bulan Maret, tahun ini jatuh pada 8 Maret. Peringatan tersebut sekaligus bertepatan dengan peringatan Hari Perempuan Internasional. Perhimpunan ginjal internasional lantas mengambil tema peringatan Hari Ginjal Sedunia dengan 'Ginjal dan Kesehatan Perempuan'.

Penyakit ginjal merupakan kelainan pada organ ginjal yang muncul akibat berbagai faktor dan biasanya timbul perlahan. Penyakit ini seringkali disebabkan oleh penyakit lain seperti diabetes, hipertensi, infeksi saluran kemih, kanker, lupus, dan sebagainya.

Penyakit ginjal ternyata erat kaitannya dengan perempuan. Dari sejumlah data terungkap penyakit ginjal kronik merupakan penyebab kematian kedelapan tertinggi pada perempuan di dunia, dengan jumlah hampir 600 ribu kematian setiap tahun.


Dalam beberapa studi, penyakit ginjal kronik lebih banyak dijumpai pada perempuan dengan prevalensi 14 persen. Sedangkan laki-laki memiliki prevalensi 12 persen.

Berdasarkan data Riskesdas 2003, dua dari 1.000 orang Indonesia menderita gagal ginjal. Prevalensi perempuan dan laki-laki tak jauh berbeda yakni perempuan 0,2 persen dan laki-laki 0,3 persen.

Dokter ahli penyakit ginjal Aida Lydia menjelaskan mengapa penyebab utama penyakit ginjal kronik dekat dengan perempuan.

"Banyak kondisi kesehatan pada perempuan yang dapat menjadi faktor risiko penyakit ginjal kronik," kata Aida yang merupakan Ketua Pengurus Besar Perhimpunan Nefrologi Indonesia saat konferensi pers Hari Ginjal Sedunia bersama Baxter di Jakarta, Rabu (7/3).


Beberapa faktor risiko itu diantaranya pre-eklampsia dan eklampsia selama kehamilan, infeksi saluran kemih, serta penyakit kanker serviks dan lupus yang seringkali menyerang ginjal.

Pada masa kehamilan, Aida menyebut perempuan berisiko menderita keracunan kehamilan atau eklampsia disertai tekanan darah tinggi. Periode ini sering muncul saat usia kehamilan memasuki minggu ke-20 atau lebih.

"Eklampsia ini bisa menyebabkan gangguan ginjal kronik," ujar Aida yang merupakan Ketua Divisi Ginjal dan Hipertensi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM.

Di Indonesia, tercatat sekitar 30-40 persen wanita yang sedang hamil mengalami pre-eklampsia dengan kematian mencai 5,8 persen.Selain itu, perempuan lebih berisiko lantaran tingginya kejadian infeksi saluran kemih pada perempuan.


Aida menyebutkan infeksi saluran kemih kerap menyerang perempuan karena struktur anatomi saluran kemih perempuan lebih pendek dari pada laki-laki. Infeksi ini juga dapat berdampak pada ginjal.

Data dari Poliklinik Ginjal Hipertensi RSCM mencatat pada 2017 jumlah penderita infeksi saluran kemih sebesar 65,1 persen adalah perempuan dan laki-laki hanya 27,9 persen.

Sedangkan kanker serviks merupakan penyakit yang hanya terjadi pada perempuan. Kanker yang besar pada leher rahim dapat mengakibatkan sumbatan pada saluran kencing, sehingga memicu gagal ginjal.

Seperti kanker serviks, penyakit lupus juga banyak menyerang perempuan. Sebanyak 9 dari 10 penderita lupus di dunia merupakan perempuan. Penyakit lupus yang merupakan penyakit autoimun juga dapat mengakibatkan kerusakan pada ginjal.

"Penyakit lupus yang sudah parah bisa menyerang organ lain termasuk ginjal," ucap Aida.

Data dari Poliklinik Ginjal Hipertensi RSCM pada 2017 sebanyak 93,6 persen perempuan menderita penyakit ginjal kronik akibat komplikasi lupus. Sementara laki-laki hanya sekitar 5,7 persen saja. (aps/aps)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Mengulik Risiko Gangguan Ginjal pada Perempuan : http://ift.tt/2HefOt4

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Mengulik Risiko Gangguan Ginjal pada Perempuan"

Post a Comment

Powered by Blogger.