"Saya bikin Binar (Academy) karena melihat angka engineer sedikit. Kita mau go digital tapi siapa yang mau eksekusi?" ujarnya saat ditemui di sela konferensi pers di Ayana MidPlaza Hotel, Karet Tengsin, Jakarta Pusat, Rabu (7/3).
Akademi yang buka sejak Maret 2017 ini telah meluluskan sebanyak 300 murid. Alamanda menuturkan, murid-murid di akademi akan dididik selama tiga bulan. Mereka akan belajar membuat aplikasi.
Ia yang menyukai coding sejak usia 14 tahun ini mengakui bahwa masih sedikit perempuan yang tertarik dengan teknologi khususnya teknologi digital. Bila dihitung dalam presentase, hanya 10 persen murid perempuan di akademi.
Akan tetapi, akademi yang didirikan Alamanda bukan dimaksudkan untuk mendorong perempuan untuk terjun ke dunia teknologi digital.
"Kami lebih mengedepankan equality. Kami terbuka buat semua, mau cewek, mau cowok," katanya.
Tak hanya terbuka dalam hal gender, akademi pun terbuka bagi murid-murid dari berbagai latar belakang. Ia pernah memiliki murid yang berasal dari desa di kawasan Indramayu, Jawa Barat. Alamanda teringat, kala itu sang murid hanya bermodalkan Rp400ribu dan berharap uang tersebut bisa menghidupinya selama tiga bulan menumpang hidup di sebuah masjid.
"Dia sekarang kerja di partner kami. Ada juga murid dari anak penyandang autis. Katanya kan anak autis itu lebih bagus jadi programmer. Itu terbukti. Mereka sangat bisa fokus di depan komputer," tambahnya.
Binar Academy saat ini hanya terdapat di Yogyakarta. Mereka yang ingin belajar di sana minimal mengantongi pendidikan hingga sekolah menengah. Pelamar cukup membuka laman resmi Binar Academy, kemudian mengikuti tes penempatan atau placement test. Alamanda berkata, placement test berupa logic test atau tes logika.
Sementara itu, sebagai seorang social entrepeneur, Alamanda pun tak lepas dari hambatan dan tantangan selama 'membesarkan' akademi yang didirikannya. Ia berkata, justru tantangan terbesar yang dihadapinya ialah dirinya sendiri. Menurutnya, setiap persoalan memiliki jawaban atau jalan keluar. Masalah, katanya, justru jadi kesempatan.
"Kalau tak ada masalah jumlah engineer Indonesia sedikit, enggak akan ada Binar," tegasnya.
[Gambas:Instagram]
Dalam kesempatan serupa, Adidas bersama Adidas creator, Andien mendonasikan dana sebesar Rp150 juta untuk yayasan Binar Academy demi peningkatan keahlian programmer perempuan. Dana ini, kata Alamanda, akan dipergunakan untuk menyekolahkan 100 anak.
"Mereka yang lulus nantinya akan disalurkan pada partner kami. Hitungannya, satu anak yang ditarik bekerja, ia bisa menyekolahkan 13 anak lainnya. Dan Rp150 juta ini nantinya untuk menyekolahkan 100 anak," tutupnya. (rah)
Baca Kelanjutan Alamanda: Masih Sedikit Perempuan di Bidang Teknologi : http://ift.tt/2Da3iZ7Bagikan Berita Ini
0 Response to "Alamanda: Masih Sedikit Perempuan di Bidang Teknologi"
Post a Comment