
Perang Air dilaksanakan enam hari sejak Imlek, yang tahun ini dilaksanakan mulai dari 19 Februari sampai 21 Februari. Berpusat di Taman Cik Puan, festival ini juga akan diisi kegiatan lain, mulai dari kuliner sampai seni budaya.
Ketua Festival Perang Air 2018, Uyung Permadi Salis, mengatakan kalau sejumlah turis dalam dan luar negeri sudah banyak yang mendaftarkan diri.
"Hingga saat ini tercatat ada turis dari Inggris, Jamaika, Thailand, Singapura, Malaysia dan Taiwan yang sudah mendaftar," kata Uyung di Selatpanjang, seperti yang dilansir dari Antara pada Kamis (15/2).Tradisi Perang Air dalam bahasa setempat disebut Cian Cui.
Mirip dengan tradisi Songkran di Thailand, tradisi Perang Air berawal dari permainan anak-anak di Selatpanjang saat Imlek.
Saling menyemprotkan air bersih dan tak boleh marah menjadi peraturannya. Perang Air juga dianggap "melunturkan" keburukan di Tahun Baru China.
Pemerintah Kabupaten Meranti lalu mengemas tradisi tersebut sebagai festival sejak tahun 2013.
Sebanyak 36 ribu peserta mendaftar dalam Perang Air tahun lalu. Dari jumlah tersebut, sekitar 5 persen adalah turis mancanegara.
"Kota Selatpanjang sudah bersiap untuk perayaan Imlek tahun ini. Kami juga baru saja menghias jalanan dengan 7.500 lampion. Semoga Festival Perang Air tahun ini berlangsung lebih sukses dari tahun sebelumnya," pungkas Uyung.
Selatpanjang disebut juga Kota Sagu, karena banyak masyarakatnya yang memiliki ladang sagu. Selain itu, masyarakatnya juga ada yang bekerja sebagai nelayan dan pedagang, karena kawasan ini dekat dengan perairan Malaysia dan Singapura.
Setelah mendarat di Pekanbaru, Selatpanjang bisa dijangkau turis dengan menggunakan kapal dengan durasi sekitar 2 jam perjalanan.
[Gambas:Video CNN]
(ard)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kota Selatpanjang Bersiap Menggelar 'Perang Air'"
Post a Comment