"Tahap pertama di tiga provinsi karena prioritas melihat kepadatan penduduk, sehingga tingkat penularan bisa terjadi lebih cepat," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Oscar Primadi, dikutip dari Antara.
Meski tahap pertama dilakukan di tiga provinsi namun Oscar mengungkapkan bahwa hal ini tak berarti mengabaikan provinsi lainnya. Ditambahkannya, imunisasi juga akan dilakukan di provinsi lain pada 2018.
Sampai saat ini, kata Oscar, imunisasi masih merupakan cara yang paling ampuh untuk menangani difteri. Dia pun mengimbau masyarakat untuk mendatangi fasilitas kesehatan dan mendapatkan imunisasi difteri.
"Kita harus cegah dengan imunisaasi, tak ada cara lain. Harus lengkap dan tuntas. Silakan datang ke fasilitas kesehatan, vaksinnya gratis."
Kemenkes menyatakan setidaknya ada 11 provinsi yang melaporkan kejadian luar biasa (KLB) difteri dalam kurun waktu Oktober-November 2017.
Beberapa di antaranya adalah Provinsi Sumatera Barat, Jawa Tengah, Aceh, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Riau, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
Wabah difteri sendiri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diptheriae. Bakteri ini memiliki masa ikubasi 2-5 hari untuk menyebabkan penyakit. Sedangkan masa penularannya mencapai 2-4 minggu. Penyakit ini sangat menular dan bisa menyebabkan kematian jika tak ditangani dengan tepat, khususnya pada anak-anak.
Difteri ditandai dengan adanya selaput putih keabu-abuan di tenggorokan atau hidung. Gejalanya kemudian diperparah dengan adanya pembengkakan leher atau bull neck. (chs)
Baca Kelanjutan Senin, Kemenkes Lakukan Imunisasi Difteri Serentak : http://ift.tt/2BQWoYnBagikan Berita Ini
0 Response to "Senin, Kemenkes Lakukan Imunisasi Difteri Serentak"
Post a Comment