Dalam prosesi pemasangan bleketepe dan siraman, Selasa (7/11), Jokowi, Gibran, Kaesang, dan Jan Ethes cucu Jokowi menggunakan beskap landung khas Solo berwarna oranye. Sedangkan Iriana dan Selvi Ananda menantu Jokowi memakai kebaya kutu baru berwarna oranye.
Semua keluarga memadukan beskap dan kebaya dengan kain bawahan batik berwarna cokelat atau jarit. Namun ditilik lebih lanjut, kain jarit yang dipakai Jokowi dan Iriana ternyata berbeda dengan kain jarit batik yang dipakai dengan kain jarit yang dipakai Gibran, Selvi, dan Kaesang.
Gibran, Selvi, dan Kaesang menggunakan kain jarit bermotif parang. Menurut filosofi Jawa, batik motif parang memiliki filosofi yang sarat makna.Batik motif parang memiliki filosofi tinggi soal hubungan kekeluargaan yang erat. Batik parang menggambarkan jalinan dan hubungan yang tak pernah putus untuk memperbaiki diri, memperjuangkan kesejahteraan. Pada masanya, batik motif parang ini merupakan hadiah dari kaum bangsawan untuk anak-anaknya.
Hanya saja banyak yang mengungkapkan bahwa motif batik ini tidak cocok untuk dipakai dalam pesta pernikahan karena dipercaya akan menimbulkan pertengkaran dalam rumah tangga.
Sementara itu Jokowi dan Irina Jokowi menggunakan batik motif truntum. Batik motif truntum memang disarankan untuk dipakai oleh orangtua pengantin.Batik motif truntum ini berasal dari kata tumaruntum yang memiliki arti menuntun. Tak cuma itu, batik truntum juga dianggap berasal dari kata tentrem atau tentram.
Dalam kain batik motif truntum, kainnya dihias dengan motif titik-titik bunga kecil yang bertaburan seperti bintang di langit. Taburan bunga yang digambar di atas kain berwarna gelap ini merupakan refleksi dari sebuah harapan.
Gibran, Selvi Ananda, dan Jan Ethes di siraman Kahiyang-Bobby |
Ada alasan mengapa orangtua pengantin memakai batik motif truntum. Orangtua yang menggunakan batik truntum ini diharapkan agar bisa menuntun dan memberi contoh kepada pengantin saat akan memasuki kehidupan rumah tangga.
Truntum juga melambangkan rasa cinta dan kasih sayang yang mendalam. Dalam hal ini, kain truntum melambangkan rasa cinta dari ayah dan ibu untuk anaknya yang akan segera menikah.
Mengutip berbagai sumber, ada berbagai cerita soal awal mula pembuatan batik truntum. Namun yang paling populer, batik truntum diciptakan oleh kanjeng Ratu Kencana, permaisuri Sunan Pakubuwana III Surakarta Hadiningrat.
Motif ini diciptakannya sebagai simbol cinta tulus, tanpa syarat, abadi, dan makin berkembang. Motif ini dianggap juga sebagai simbol dari cinta yang bersemi kembali.Dalam kehidupan pernikahan, motif truntum juga mengandung makna tumbuh dan berkembang. Hal ini berarti harapan dan doa dari orangtua pengantin agar pengantin bisa memiliki keturunan dan beregenerasi sehingga meneruskan harapan dan cita-cita keluarga. (chs)
Baca Kelanjutan Arti Istimewa Motif Batik Truntum Jokowi di Siraman Kahiyang : http://ift.tt/2ja4CXOBagikan Berita Ini
0 Response to "Arti Istimewa Motif Batik Truntum Jokowi di Siraman Kahiyang"
Post a Comment