Dikatakan O’Connell, Snow Leopard bagaikan ‘kucing hantu’, karena penampakannya sulit diketahui, sehingga untuk memotretnya butuh kesabaran ekstra.
Snow Leopard memang memiliki tabiat yang malu-malu sehingga jarang terlihat. Ditambah lagi dengan perburuan liar yang mengakibatkan angka populasinya semakin menurun tajam.
Namun, saat ini usaha konservasi Snow Leopard mulai menujukkan hasil. Karena jumlah populasi Snow Leopard di Pegunungan Siberia dan Himalaya mulai berangsur naik.
Sebelumnya, hanya ada 4.000 sampai 7.500 ekor Snow Leopard yang hidup di setiap dua juta kilometer. Saat ini, para peniliti di sana mengatakan kalau sudah ada 8.700 ekor Snow Leopard yang berkeliaran.
Walau jumlahnya bertambah, tapi populasi Snow Leopard tetap masuk dalam daftar yang terancam punah, sehingga kelestariannya tetap harus dijaga.
“Makanan mereka ialah kambing dan domba liar di pegunungan. Jika makanan ini tidak ada, maka eksistensi mereka juga ikut menghilang. Belum lagi perburuan yang mengincar bulu dan tulangnya untuk dijadikan pajangan atau obat tradisional,” kata Dr. Tom McCarthy, peneliti dari komunitas Panthera, seperti yang dikutip dari Lonely Planet.
McCarthy lanjut mengatakan selain perubahan iklim, pembangunan masif seperti jalan tol atau jalur kereta api di tengah hutan, bisa juga membuat Snow Leopard lenyap dari muka bumi.
“Bisa saja mereka menyerang penduduk atau hewan ternak, karena lahan mereka untuk hidup sudah semakin tergusur,” lanjutnya.
“Kita bisa mencegah kepunahan tersebut dari sekarang, sebelum terjadi lebih gawat dari tahun 1990,” pungkasnya.
(ard)
Baca Kelanjutan Populasi 'Kucing Hantu' Bertambah, Tapi Tetap Terancam Punah : http://ift.tt/2gZXuMwBagikan Berita Ini
0 Response to "Populasi 'Kucing Hantu' Bertambah, Tapi Tetap Terancam Punah"
Post a Comment