Gudeg, bistik jawa, garang asam ayam, lawi-lawi, ayam masak dibulu, cumi balakutak, sampai awug biasanya hanya ditemukan di rumah makan di daerah asalnya masing-masing, kini bisa ditemukan di beragam restoran mewah sampai hotel berbintang di Jakarta.
Jakarta restaurant yang terletak di hotel Dharmawangsa adalah salah satu restoran yang menghadirkan aneka makanan tradisional Indonesia level up.
Tak sekadar makanan Indonesia biasa yang dihadirkan. Restoran ini menghadirkan berbagai variasi makanan pilihan hasil racikan tangan dari koki-koki terkenal Indonesia.
Chef Vindex Tengker, chef Petty Elliott, dan chef Felix Budisetiawan menunjukkan kepiawaian mereka untuk mengolah makanan Indonesia dalam The Return of Indonesian Culinary Stars.
Vindex akan menghadirkan makanan khas Yogyakarta dan Jawa Tengah, Petty Elliott akan menghadirkan makanan Sulawesi, dan Felix menghadirkan makanan Jawa Barat.
Rangkaian perayaan kekayaan kuliner Indonesia ini dimulai dengan aneka makanan Sulawesi kreasi Petty Elliott.
Sulawesi menjadi pulau pilihan Petty karena dia pulau ini memiliki keterkaitan erat dengan dirinya sejak lahir.
"Selain itu, makanan Sulawesi juga termasuk cocok diolah dengan apa saja," kata Petty kepada saya.
|
Dari semua jenis makanan Sulawesi yang terkenal, Petty memang hanya menyajikan beberapa macam, yaitu pallumara, gohu ikan, sampai lawi-lawi. Namun satu yang menarik perhatian saya saat Petty mendatangi meja saya untuk menawarkan makanan buatannya.
Petty mendekati meja sembari membawa sepiring spagheti. "Spagheti?" pikir saya.
"Ini enak saat masih panas, yang di sana sudah tidak panas jadi kurang enak kalau dimakan. Makan yang ini saja ya," kata Petty pada saya dan teman satu meja.
Sejenak saya kaget karena spagheti yang dibawanya. 'Tugas' Petty untuk memasak makana Sulawesi kenapa malah membawa spagheti untuk saya?
Spagheti buatannya terlihat mirip dengan jenis pasta lainnya. Hanya saja bumbunya berwarna lebih kuning dan ada tambahan tumisan daun di atasnya. Sempat mengira daun ini sebagai basil, namun aromanya yang khas berkata lain. Ini bukan basil tapi daun kemangi.
"Ini spagheti bumbu woku," jelas Petty.
Rupanya Petty sedikit berkreasi dengan makanan Sulawesi buatannya.
"Saya pikir pasta dan woku sangat cocok. Keduanya sama-sama bisa fleksibel diolah jadi makanan apapun. Dan dengan demikian, bisa dinikmati orang asing juga."
Ucapan Petty memang tak salah. Bumbu berwarna kuning ini adalah bumbu woku yang dicampur dengan spagheti plus daun kemangi di atasnya. Namun sepertinya Petty benar-benar membuat bumbu wokunya jadi halus dan menyaringnya sehingga tak ada bumbu kasar yang menempel di helaian spaghetinya.
Rasanya bumbu woku cukup pas dengan spagheti. Buat saya, rasanya sedikit kurang asin dibandingkan dengan rasa ayam woku lainnya. Petty memang benar, rasa spagheti woku ini tak akan enak saat sudah dingin. Tapi saya sendiri lebih menikmati rasa ayam woku dengan tambahan karbohidrat berupa sepiring nasi panas.
Kreasi masakan Petty ini akan hadir pada 1-10 September 2017.
|
Usai menikmati hidangan Petty, saya beralih ke hidangan milik chef Vindex dari Yogyakarta.
Sayang Vindex tak hadir saat itu, tapi hidangan olahannya tetap tersedia. Dia membuat beberapa hidangan Yogyakarta dan Jawa Tengah seperti gudeg, bistik Jawa, garang asam ayam, sampai nasi golong.
Chef Vindex yang sempat menjadi executive chef hotel Dharmawangsa ini membuat gudeg kering. Warna cokelat dari gula Jawa melekat sempurna dalam potongan nangka mudanya.
Tak ketinggalan garang asam ayam dan dan brongkos iga sapi yang sudah jarang ditemui juga dibuat Vindex. Hidangan Yogyakarta dan Jawa Tengah dari Vindex bisa dinikmati mulai tanggal 11-20 September 2017.
Hidangan selanjutnya yang saya cicipi adalah milik 'sang tuan rumah' chef Felix Budisetiawan.
"Saya aslinya dari Bali, tapi saya sudah lama di Jawa Barat, jadi saya ahli makanan Sunda," klaim Felix.
Untuk hidangan Sundanya, Felix membuat karedok, mi kocok, nasi timbel, cumi balakutak, gurame cobek, sampai rujak kangkung. Sebagai makanan penutupnya, dia membuat berbagai makanan manis seperti awug, gemblog, dan es cendol.
|
"Ini salah satu yang istimewa dan unik, rujak kangkung," katanya.
"Salah satu bumbunya adalah terasi, ini yang menentukan rasanya enak atau tidak."
Felix mengungkapkan bahwa untuk rujak kangkung, terasi yang dipakainya adalah asli Jawa Barat. Selain itu, terasi asli dikeluarkan aromanya dengan cara dibakar.
Terasi bakar ini diakui Felix jadi cara terbaik untuk membuat rasa gurihnya keluar dan juga untuk menjaga higienitasnya.
Hidangan ala Sunda dari Felix ini bisa dinikmati pada 21-30 September 2017 mendatang. </span> (rah)
Baca Kelanjutan Menjajal Makanan Indonesia 'Level Up' di Jakarta : http://ift.tt/2jaPNDQBagikan Berita Ini
0 Response to "Menjajal Makanan Indonesia 'Level Up' di Jakarta"
Post a Comment