Renaldy Fernando Kusuma, pemilik akun Instagram @JellyPlayGround, yang mengatakan demikian. Ia juga menambahkan, kalau keterbatasan suku cadang menjadi salah satu faktor penyebab munculnya kendala tersebut.
"Orang yang bisa (servis) makin lama makin dikit. Kalau sekarang (kameranya) banyak yang pakai, tapi yang servisnya tidak ada," kata Renaldy kepada CNNIndonesia.com, saat ditemui di Low Light Bazaar 2017 di Jakarta, pada Minggu (10/9).
Karena keterbatasan jasa perbaikan dan suku cadang, tak jarang perbaikan barang tersebut dilakukan dengan sistem kanibal.
Bukannya saling gigit antar penjual dan pembeli, sistem kanibal di sini adalah penjual akan mencari suku cadang yang masih berfungsi dari kamera-kamera rusak yang akan ditambal sulam di kamera pembeli.
Kanibalisme kamera terpaksa dilakukan karena tak ada lagi suku cadang baru yang tersedia di pasaran. Jika praktik kanibal tak bisa dilakukan, pergantian kamera terpaksa harus diikhlaskan.
Selain minimnya jumlah suku cadang, pemilik kamera analog juga kerap menemui kendala dalam mencari rol film. Padahal film adalah modal awal memotret dengan tustel jadul.
"Sekarang film lebih cepet hilangnya dibanding muncul yang baru. Ada beberapa (film dari penyedia) dibikin baru lagi, tapi ada yang lama hilang-hilangan juga," tuturnya.
Harga film untuk kamera analog beragam. Menurut penjelasan Renaldy, tiap rol memiliki banderol beragam mulai Rp30 ribu hingga Rp200 ribu.
Semakin mahal harga rol film, diikuti meningkatnya kualitas gambar yang dihasilkan.
"Bedanya bisa dibilang yang mahal itu premium, kualitasnya dan warnanya lebih bagus," ujarnya.
Masalah terakhir bagi pecinta kamera analog adalah semakin berkurangnya jumlah laboratorium yang menyediakan jasa cuci dan cetak atau pindai film.
Hasil jepretan kamera analog tak bisa langsung dilihat pada gawai dan komputer. Film harus dicuci terlebih dulu agar klise terbentuk. Setelah itu, pemindaian dapat dilakukan.
Menurut Renaldy, saat ini jasa cuci dan pindai semakin berkurang. Sekalinya ada, tarif yang dipasang oleh penyedia jasa terbilang mahal.
"Rata-rata cuci scan sekarang Rp40 ribu sampai Rp60 ribu untuk satu rol, itu sudah jadi digital juga," katanya.
Walau mahal dan banyak kendala, pecinta kamera analog diklaim terus meningkat. Renaldy berharap pengguna kamera analog dapat menghasilkan karya bagus alih-alih mengikuti tren semata.
Bagi yang ingin memulai hobi ini, selain punya dana tak terbatas, kuncinya juga: telaten.
(ard)
Baca Kelanjutan Kunci Memulai Hobi Fotografi Kamera Analog : http://ift.tt/2gWYgWMBagikan Berita Ini
0 Response to "Kunci Memulai Hobi Fotografi Kamera Analog"
Post a Comment