Peningkatan status bertujuan untuk mengantisipasi agar tak banyak korban jiwa yang jatuh.
Tak hanya pemukiman masyarakat, di sekitar kaki gunung yang berada di kawasan Kabupaten Karangasem, itu juga terdapat objek wisata dan tempat penginapan.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) sudah memberikan imbauan agar pelaku usaha wisata menyiapkan langkah antisipasi, jika sewaktu-waktu gunung tertinggi di Bali dan ke-lima di Indonesia itu memuntahkan isi perutnya.
Liberty Dive Resort, salah satu tempat penginapan di Desa Tulamben, Karangasem, telah mengosongkan kamar-kamarnya sejak status Gunung Agung naik ke level Awas.
Langkah antisipasi tersebut dilakukan berdasarkan imbauan kepala desa setempat, yang juga meminta agar seluruh karyawan dipulangkan.
“Sejak statusnya jadi Awas, saya menginformasikan kepada tamu untuk segera check-out. Masih ada tamu yang berniat datang menginap, tapi saya sarankan melakukan pembatalan,” ujar sang pemilik, Wayan Sudarma, kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon pada Sabtu (23/9).
“Tamu yang check-out kami antar sampai titik teraman atau ke tempat penginapan yang dituju mereka,” lanjutnya.
Sudarma mengatakan kalau tamunya tidak ada yang merasa panik dengan naiknya status Gunung Agung maupun imbauan untuk check-out. Hal itu dikarenakan pihaknya selalu menginformasikan kepada tamu mengenai kondisi dan antisipasi yang akan dilakukan, sejak gunung pertama kali bergejolak.
“Jadi setelah statusnya naik, mereka langsung bersiap-siap check-out dari siang hari. Tempat penginapan lain mungkin mendadak memberitahunya, jadi tamunya ada yang panik,” kata Sudarma.
Liberty Dive Resort merupakan tempat penginapan yang berada dekat dengan titik penyelaman bangkai kapal USAT Liberty. Sudah pasti, sebanyak 32 kamar yang disediakan selalu dipenuhi oleh tamu setiap akhir pekan dan musim liburan.
Harga kamar di tempat penginapan ini mulai dari Rp650 ribuan sampai Rp1,9 jutaan.
Meski kini semua tamu telah check-out, namun Sudarma mengaku tidak ambil pusing mengenai besaran kerugian yang harus dihitungnya.
Baginya, yang penting semua tamu dalam kondisi aman, karena rezeki tak akan lari ke mana.
“Tamu kami mengerti dengan kondisi yang terjadi. Mereka memang tak berharap pindah, tapi mau tidak mau harus melakukannya,” ujar Sudarma.
“Hari ini ada 16 pembatalan, sementara pemesanan melalui online sudah kami tutup sejak kemarin. Kami juga sudah mengembalikan sisa pembayaran mereka,” lanjutnya.
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Cok Atje meminta kepada seluruh pelaku industri parawisata di Pulau Dewata untuk bekerjasama agar penanganan menjadi lebih maksimal.
Jika tidak ada penerbangan untuk turis dan terjebak di bandara, pihak PHRI sudah bekerjasama dengan pihak PT Angkasa Pura untuk menyiapkan kamar bagi wisatawan.
Namun, sampai saat ini belum ada penurunan jumlah maupun pembatalan kunjungan ke Bali. Hal itu karena penerbangan dari dan ke Bali belum tertanggu, tetapi pihaknya tidak menyangkal bahwa potensi itu pasti ada.
“Jangankan Gunung Agung, Raung saja dulu ada penurunan. Ada sekitar 10 persen, tapi itu bukan pada pecan meletusnya ya. Kalau pada pekan letusan itu bahkan mungkin sampai 20 persen,” ujar Atje.
(viv/ard)
Baca Kelanjutan Hotel Dekat Gunung Agung Sudah Mengosongkan Kamar : http://ift.tt/2xvfvIcBagikan Berita Ini
0 Response to "Hotel Dekat Gunung Agung Sudah Mengosongkan Kamar"
Post a Comment