Search

Cekcok Suami dan Istri Pegawai BNN Mestinya Bisa Dihindari

Cekcok yang terjadi antara pasangan suami dan istri pegawai Badan Narkotika Nasional Lido beberapa waktu lalu mestinya bisa dihindari. Meski keuangan kerap menjadi pemicu konflik dalam rumah tangga, pasangan suami istri mesti punya komunikasi yang bagus supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. 

Ungkapan itu disampaikan psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani. Menurutnya, segala macam bentuk kekerasan tidak dibenarkan dalam hubungan rumah tangga. Dari transkrip rekaman pertengkaran yang beredar, tidak bisa dimungkiri bahwa Indria memang telah melakukan tindak kekerasan secara verbal pada Abdul.

"Meski demikian, memutuskan untuk menghabisi nyawa istrinya sebagai bentuk pembelaan diri pun tidak bisa dibenarkan," ujar Anna saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, melalui sambungan telepon, pada Kamis (7/9).

Dalam beberapa hari terakhir, publik dibuat heboh atas tewasnya salah seorang pegawai Balai Diklat Badan Narkotika Nasional, bernama Indria Kameswari. Indria ditemukan tak bernyawa dalam kamar mandi rumah kontrakannya, di Perum River Valley, Desa Palasari, Bogor, pekan lalu.


Saat ini, polisi telah menetapkan sang suami, Abdul Malik Azis, sebagai tersangka. Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, keduanya sempat terlibat cekcok sebelum pembunuhan terjadi. Transkrip rekaman pertengkaran keduanya juga sempat beredar lewat aplikasi berbagi pesan WhatsApp.

Dalam transkrip rekaman tersebut terungkap kekesalan yang disampaikan Indria pada suaminya yang masih memakai mobil biasa atau sebutan 'odong-odong'. Ia menuntut mobil yang mewah. 

Dilansir dari sejumlah media, pihak keluarga suami menilai apa yang ia lakukan adalah bentuk pembelaan diri. Pasalnya, Indria memang kerap memperlakukan sang suami dengan kasar. Menuntut berbagai hal, yang akhirnya memicu pertengkaran.

Anna mengatakan, segala macam tindakan yang dilakukan oleh seseorang selalu didasari alasan sebab akibat. Tidak adil bagi Indria kalau saat ini orang-orang menghakimi dirinya karena telah berujar kasar pada suaminya. Karena masyarakat tidak pernah tahu, apa saja yang terjadi di luar rekaman itu.


"Setahu saya, rekaman itu kan direkam oleh suami tanpa izin istri. Bisa saja suaminya mengerem kata-kata kasarnya. Bisa saja selama ini dia (Indria) justru dikasari. Kita enggak pernah tahu," kata Anna.

Komunikasi, menurut Anna, adalah kunci utama dari segala macam permasalahan yang mungkin timbul di tengah setiap pasangan suami istri. Termasuk perihal keuangan, yang selama ini jadi salah satu pemicu terbesar atas konflik dalam kehidupan berumah tangga.

"Artinya, tiap masalah harus cepat dibicarakan. Sebab, tidak ada formula penyelesaian masalah yang sama untuk tiap-tiap pasangan. Maka, perlu regulasi emosi. Agar masing-masing orang tidak tergoda melakukan hal-hal yang sebetulnya tidak diizinkan, seperti kekerasan," ujarnya.

Jika pasangan tidak bisa menyelesaikan masalah tanpa tersulut emosi, artinya mereka, kata Anna, butuh pihak ketiga. Berkaca dari kasus Indria dan Abdul, pihak ketiga yang dimaksud bisa saja seorang financial planner.


Tujuannya, ujar Anna, agar pasangan bisa sama-sama memahami langkah pengelolaan uang yang tepat untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Seorang financial planner bisa membantu pasangan untuk mendiskusikan pembagian keuangan rumah tangga yang ideal.

"Katakanlah penghasilan sang istri memang lebih besar, maka uangnya bisa digunakan untuk menanggung kebutuhan mewah seperti mobil. Sementara kebutuhan rumah tangga sehari-hari ditanggung sepenuhnya dari penghasilan sang suami," ujarnya.

"Jadi jangan terlalu kaku dengan pandangan bahwa menyelesaikan masalah rumah tangga harus sendirian. Bisa saja pihak ketiga justru lebih efektif membantu," tambahnya.

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Cekcok Suami dan Istri Pegawai BNN Mestinya Bisa Dihindari : http://ift.tt/2eQ3w1h

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Cekcok Suami dan Istri Pegawai BNN Mestinya Bisa Dihindari"

Post a Comment

Powered by Blogger.