Search

Wakili Indonesia, Didiet Maulana Bicara Tekstil di India

Jakarta, CNN Indonesia -- Perkembangan industri tekstil Indonesia, dibanding negara lain masih dapat dikatakan jauh dari harapan. Ada banyak pekerjaan rumah dan kerjasama banyak pihak untuk lebih maju di masa akan datang.

Berkaca dari negara India, misalnya. Negara yang juga berpenduduk terbanyak di dunia itu membentuk Kementerian khusus yang mengurusi Tekstil. India juga menjadi salah satu produsen untuk kain-kain yang digunakan label-label besar dunia. Bahkan, desainer internasional disebut-sebut punya workshop di negara tersebut.

Ungkapan itu disampaikan perancang busana Didiet Maulana, di Jakarta, pada Jumat (7/7). Perancang busana dari label Ikat Indonesia itu baru saja menghadiri konferensi bertajuk Textiles India 2017, pada akhir pekan lalu di Gujarat, India. Ia menjadi salah satu pembicara selain undangan dari negara lainnya, seperti Menteri Industri Myanmar, beberapa CEO praktisi textile ASEAN, dan Kementrian dari negara ASEAN. 

Didiet mengatakan, dalam kesempatan bersama perwakilan dari berbagai negara itu, dirinya memberi gambaran dan tantangan yang dihadapi industri tekstil di Indonesia.
 


"Dukungan pemerintah sebenarnya cukup besar, dan pelaku bisnis sudah melihat potensi ini, hanya saja masih banyak hal yang belum bersinergi dan menggembirakan," ujarnya.

Untuk perkembangan tekstil, misalnya. Ada Kementerian Perindustrian dan Bekraf yang memberi perhatian lebih. Namun, harapannya, kedua instansi ini mestinya menjalin kerjasama dengan praktisi dalam hal ini desainer, karena mereka paling mengetahui seluk beluk mode dan industri tekstil.

"Daripada instansi pemerintah yang melakukan riset cara pengembangannya, lebih baik praktisi yang terjun langsung," tambah dia.

Langkah Serius India Majukan Industri TekstilKonferensi mengupas industri tekstil di ASEAN dan India. (Foto: Dok. TextilesIndia2017)

Selain itu, tantangan lain yang patut dapat perhatian lebih adalah pengrajin di daerah dan kualitas kain. Didiet menganjurkan sekiranya ada satu pintu yang menaungi dan membantu para pengrajin sehingga dapat menghasilkan kain berkualitas.

"Persoalan lainnya adalah tak banyak anak muda yang tertarik di dunia tekstil, dan ini menjadi tantangan tersendiri," ujarnya.

Didiet melihat keberlangsungan kain tak kalah pentingnya dengan peragaan busana di atas runway. 


Di luar itu, kata Didiet, adalah promosi dan aksesibilitas. Banyak pengrajin bagus di daerah, akan tetapi mereka jauh dari pusat kota sehingga sulit menjangkaunya. Oleh karena itu, ada baiknya membuat sistem penampungan hasil produk dari para pengrajin agar bisa mudah disalurkan.

"Cara lainnya bisa jadi membuat proses pendampingan, atau bila perlu ada orangtua asuh di setiap daerah," ujarnya.

Dengan membenahi berbagai bidang tersebut, Didiet optimistis industri tekstil Indonesia di masa yang akan datang akan lebih menggembirakan. Bukan tidak mungkin akan menjadi penghasil tekstil untuk ekspor lebih banyak. 

"Indonesia mesti menyiapkan diri, dan bila perlu menjadi penggerak untuk majunya industri tekstil," ujarnya. (rah)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Wakili Indonesia, Didiet Maulana Bicara Tekstil di India : http://ift.tt/2txqWeM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Wakili Indonesia, Didiet Maulana Bicara Tekstil di India"

Post a Comment

Powered by Blogger.