Detik-detik Waisak di vihara yang berlokasi di lingkungan situs peninggalan Kerajaan Majapahit ini berlangsung sejak Minggu dinihari pukul 02.00 WIB, diikuti ratusan umat Buddha. Ketua Yayasan Lumbini yang menaungi Maha Vihara Mojopahit, Rudy Budiman, menjelaskan Hari Suci Waisak pada intinya terdiri dari tiga momen.
Pertama, kelahiran Buddha. Kedua pencapaian penerangan sempurna. Ketiga, 'parinnibana' atau wafatnya Budha.
Peringatan detik-detik peringatan Waisak di lingkungan Maha Vihara Mojopahit, lanjut dia, menggambarkan tiga momen tersebut, yaitu diawali dengan berdoa bersama sambil berjalan kaki bersama segenap jamaah mengelilingi lokasi Maha Vihara Mojopahit.
Dia mengungkapkan, Waisak tahun ini jatuh tepat pada pukul 04:11 WIB. Setelah melewati detik-detik waisak tersebut kemudian dilakukan prosesi pembakaran patung Buddha yang terbuat dari kayu.
"Prosesi pembakaran patung Budha ini artinya sang Budha telah mencapai parinnibana atau wafat," katanya.
Menurut Rudy, prosesi pembakaran patung Buddha dalam peringatan Waisak baru pertama kali dilakukan di Maha Vihara Mojopahit.
"Ini juga baru pertama kali di Indonesia atau bahkan di dunia. Kalau dinilai ada manfaatnya, bisa jadi prosesi pembakaran patung Budha seperti ini akan rutin dilakukan pada peringatan Waisak selanjutnya, untuk menambah kekhusyukan," katanya. (age/age)
Baca Kelanjutan Prosesi Pembakaran Patung Budha Rayakan Waisak di Mojokerto : http://bit.ly/2YDIggqBagikan Berita Ini
0 Response to "Prosesi Pembakaran Patung Budha Rayakan Waisak di Mojokerto"
Post a Comment