Sayangnya paspor tersebut hanyalah paspor main-main yang bisa digunakan untuk properti berfoto, bukan paspor resmi untuk bepergian.
Masuk dalam rangkaian Frieze Art Fair 2018, pameran itu menyindir isu imigran di dunia. Swiss menjadi salah satu negara tujuan para imigran karena dianggap sebagai surga kaum berduit."Paspor Swiss dianggap sebagai simbol kewarganegaraan yang hakiki. Negara itu ialah surga pajak. Tidak ada yang ingin mengebom Swiss karena orang jahat dan orang baik menyimpan uangnya di sana. Swiss adalah pusat Eropa," kata Sachs seperti yang dikutip dari Reuters pada Senin (8/10).
Untuk mendapatkan paspor Swiss pengunjung tinggal mendatangi meja pendaftaran dalam pameran Sachs yang sudah dihias dengan bendera Swiss, mirip kantor imigrasi Swiss sungguhan.
Setelah melakukan pendaftaran, pengunjung diminta mengisi formulir berisi data pribadi dan berfoto.
"Kami ingin membuat pengunjung merasakan sensasi memiliki paspor Swiss," ujar Sachs.
Di balik isu imigran, Swiss merupakan salah satu destinasi wisata mewah di dunia.
Puncak musim turis di Negara Cokelat ini berlangsung selama musim dingin (January-February) dan musim panas (Juli-Agustus). Namun di kedua musim itu harga akomodasi akan sangat mahal.
Turis yang ingin ke Swiss dengan dana terbatas bisa datang pada awal musim semi (Maret-Juni) dan awal musim gugur (Oktober-November).
Salah satu cara menikmati wisata murah di Swiss ialah menginap di rumah sewa yang menyediakan fasilitas dapur untuk memasak, kongko minum bir di bar hostel dan menikmati wisata alam dan sejarah yang disediakan gratis oleh pemerintah Swiss.
(ard)
Baca Kelanjutan 'Paspor' Swiss Dijual Seharga Rp349 ribu : https://ift.tt/2Nw978jBagikan Berita Ini
0 Response to "'Paspor' Swiss Dijual Seharga Rp349 ribu"
Post a Comment