Kota hantu yang dimaksud bukan karena aspek mistis, melainkan kota ini telah ditinggalkan karena beragam faktor. Entah karena gagalnya aktivitas ekonomi, hingga bencana alam.
Dari banyak kota hantu di penjuru dunia, beberapa di antaranya berhasil hidup kembali berkat rangsangan pariwisata.
Tengok saja Desa Corippo di Swiss yang perlahan berubah menjadi kota yang berdenyut, setelah sebelumnya mati.Di abad ke-19, Corippo merupakan rumah bagi 300 orang penduduk. Namun, lambat laun angka ini terus menurun hingga hanya 12 penduduk dengan usia rata-rata di atas 75 tahun.
Melihat perkara itu, sebuah organisasi lokal, Fondazione Corippo 1975, akhirnya turun tangan membangun Casa Arcotti sebagai pondok pertama yang dibuka selama musim panas di desa tersebut.
"Kami berharap hotel ini akan membawa keluarga muda untuk menetap di Corippo bersama," ujar arsitek dan direktur yayasan, Fabio Giacomazzi, seperti yang dikutip dari Telegraph, Kamis (11/10).
Meski begitu, upaya ini tak diterima dengan baik oleh semua warga lokal. Sejumlah warga menyatakan seharusnya pemerintah memperbaiki kondisi desa dibanding membangun atraksi wisata.
Proyek ini belum sepenuhnya didanai dan baru selesai konstruksi di tahun, namun telah memenangkan penghargaan inovasi di tahun 2017 dari Asosiasi Hotel Swiss.
Tidak berbeda dari Swiss, negara lain seperti Italia juga memiliki kota wisata yang berawal dari kota tertinggal.
Castello di Gargonza, Corte della Maesta dan Castello di Postignano adalah beberapa di antaranya. (agr)
Baca Kelanjutan Pariwisata Merombak 'Kota Hantu' : https://ift.tt/2QH8dI4Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pariwisata Merombak 'Kota Hantu'"
Post a Comment