
Nada-nada lembut dan harmoni yang dihasilkan dari gesekan biola dan cello, ketukan suara piano, tiupan saxophone, flute dan clarinet, serta getaran trombone akan tersaji di ruang terbuka dengan ketinggian 1.700 mdpl, di tengah hutan pinus dengan suhu di bawah 19 derajat celsius.
"Bagus. Ini ide yang bagus buat market anak-anak muda milenial yang mobile, digital, dan interaktif. Orchid Forest Cikole adalah pilot project buat destinasi digital dan nomadic tourism yang didorong Kemenpar (Kementerian Pariwisata), dan sudah saya resmikan 25 Agustus 2018 lalu. Destinasi yang didesain buat anak-anak milenial," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Sebagai destinasi digital, Orchid Forest Cikole didesain Instagramable, indah di kamera, juga asyik di kenyataannya. Di wisata nomadic ada tiga hal yang semuanya akan diuji coba di Orchid Forest Cikole, yakni nomadic amenitas, nomadic akses, dan nomadic atraksi.
"Forestra atau forest orkestra ini adalah bentuk nomadic attractions, sebuah show atau atraksi yang bisa dipindah-pindah," ungkapnya.
Sebagai atraksi nomadic, model pentas orkestra seperti ini bisa dipindahkan di banyak tempat dengan sensasi yang berbeda. Ada yang di atas bukit atau gunung, di tengah hutan, di tepi danau, di tengah sawah, di tepi pantai, dan lainnya.
Amenitas nomadik juga sedang dirancang di Orchid Forest. Yakni smart glamcamp, yang akan dibangun di kawasan Cikole. Termasuk juga akses nomadik, yang akan membangun landasan heli sebagai akses dari Jakarta atau dari titik mana saja.
"Inilah salah satu contoh pilot project nomadic tourism, dan sekarang sudah memiliki Digital Destination," katanya.
Sementara itu, Executive Director Orchid Forest Cikole Maulana Barry Akbar menjanjikan akan memberi suguhan yang keren buat penggemar orkestra dan juga anak-anak muda.
"Biasanya, orkestra disajikan di venue indoor. Nah ini yang berbeda. Kami akan sajikan konser musik di tengah hutan yang kalau sore dan malam itu berkabut. Pasti seru dan wajib disaksikan," kata Barry.
Adapun artis yang akan tampil yaitu lintas genre dan lintas generasi. Ada Bandung Phill Harmonic Orkestra, Doel Sumbang, Juicyluicy, The Groove, Monita Tahalea, Pusakata, Teza Sumendra hingga Tompi siap tampil mewarnai panggung pertunjukan.
"Juicy Luicy, Teza Sumendra, Monita Tahalea, Pusakata mewakili segmen milenial dengan usia 16 sampai 29 tahun," katanya.
Barry melanjukan, The Groove dan Tompi akan mewakili segmen usia produktif dengan range usia 25 sampai 35 tahun. Lalu Doel Sumbang, merupakan legenda musik Indonesia yang berasal dari Jawa Barat dan memiliki range usia 28 sampai 40 tahun.
"Target pasarnya adalah keluarga, anak muda, dan segmen lainnya," jelasnya.
"Panggungnya diset keren, ditambah permainan tata lampu yang cantik. Sound systemnya oke, detail suara dari beragam alat musik yang menjadi keunggulan dari orkestra dengan tenaga 30 ribu watt dan menyesuaikan acara dan kebutuhan artis. Lihat saja nanti," katanya.
Semua itu akan dibalut dengan indahnya hutan pinus Orchid Forest Cikole. Destinasi digital yang instagramable dan menjadi contoh bagi siapa saja yang ingin membangun destinasi digital dan nomadic tourism.
"Pokoknya dijamin menyesal jika tidak datang. Makanya buruan beli tiketnya di Orchid Forest Cikole dan STP Bandung. Atau dapat menghubungi nomer telepon 087824166843 dan 081313124900," katanya.
Orchid Forest Cikole memiliki beragam spot instagramable, di antaranya jembatan kayu yang fenomenal, sebuah jembatan gantung sepanjang 150 meter. Selain itu ada pula Taman Cahaya yang memiliki konsep alam dipadukan dengan teknologi dengan tata lampu yang menakjubkan, dengan fasilitas yang lengkap. </span>
Baca Kelanjutan Nantikan Sensasi Konser Musik di Hutan Anggrek Cikole : https://ift.tt/2COXQQDBagikan Berita Ini
0 Response to "Nantikan Sensasi Konser Musik di Hutan Anggrek Cikole"
Post a Comment