
Rumah mode asal Inggris ini menjadi perusahaan paling berkelanjutan dalam sektor tekstil, pakaian, dan barang mewah. Ini merupakan tahun keempat Burberry menerima gelar yang sama.
Sejumlah kebijakan yang ramah lingkungan pada produk fesyen Burberry dinilai menjadi alasan utama label yang dipimpin Riccardo Tisci ini menjadi perusahaan paling berkelanjutan.
Baru-baru ini, selain tidak lagi menggunakan bulu hewan asli, Burberry juga berkomitmen tidak akan membakar barang-barang mewah yang tak laku terjual. Sebelumnya, label itu sengaja membakar barang mewah yang tidak laku lantaran ingin mempertahankan citra positif dan tak ingin menjualnya dengan harga murah.
Langkah yang ramah lingkungan itu diambil setelah Burberry meluncurkan agenda tanggung jawab pada 2017. Perusahaan itu bekerja sama dengan Elvis & Kresse untuk mengubah 120 ton sampah kulit yang terbuang menjadi produk yang dapat dijual kembali.
Tahun lalu, rumah mode itu juga menggunakan 48 persen energi terbarukan dari seluruh energi yang digunakan. Angka itu naik 24 persen dari 2016.
Petinggi Burberry, Leanne Wood, mengaku bangga dapat menjadi label mewah paling berkelanjutan di Dow Jones Index.
"Di Burberry, kami ingin menemukan cara untuk bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan dalam segala hal yang kami lakukan. Kami akan terus memperluas upaya ini saat kami berupaya mencapai sasaran tanggung jawab kami hingga 2022 dan seterusnya," kata Wood, seperti diberitakan The Independent.
Dalam waktu dekat, Riccardo Tisci bakal menampilkan koleksi debut pertamanya di bawah naungan Burberry di London Fashion Week pada Senin (17/9).
Selain Burberry, beberapa label besar lainnya juga mengambil langkah berkelanjutan. Seperti Stella McCartney dan Adidas yang meluncukan sepatu dengan bahan ramah lingkungan. (ptj/asr)
Baca Kelanjutan Burberry Jadi Label Mewah Paling Berkelanjutan : https://ift.tt/2plw2tABagikan Berita Ini
0 Response to "Burberry Jadi Label Mewah Paling Berkelanjutan"
Post a Comment