Dalam promosinya perusahaan yang berbasis di San Francisco, Amerika Serikat, itu menggelar sayembara untuk memenangkan empat tiket bermalam di Tembok Besar China.
Di Tembok Besar China para pemenang akan diajak bermalam di salah satu pos penjagaan.Pada Senin (6/8) pengelola Tembok Besar China menyatakan keberatannya akan sayembara tersebut, karena kegiatan tersebut dianggap tak sejalan dengan konsep melestarikan bangunan sejarah yang diusung salah satu Situs Cagar Budaya Dunia UNESCO itu.
Setelah pernyataan keberatan itu tersebar luas, pihak Airbnb langsung merilis keterangan resmi terkait pembatalan sayembara.
Keterangan resmi itu berisi pernyataan bahwa "terjadi kesalahpahaman dalam komunikasi yang telah berlangsung selama beberapa bulan dan Airbnb menghormati keputusan pengelola".
Namun Komisi Distrik Yanqing, yang merupakan pengelola Tembok Besar China, dalam pernyataan yang diunggah di situs Weibo mengatakan bahwa pihaknya tak pernah berkomunikasi oleh Airbnb.
Tembok Besar China merupakan satu dari sebanyak 28 destinasi wisata bersejarah yang masuk dalam sayembara Airbnb.
Sebelumnya mereka telah menggelar sayembara di Great Barrier Reef (Australia), Lapangan Fenway Park (Boston, AS), dan Catacombs (Paris, Perancis).
Ini bukan kali pertama Airbnb berurusan dengan Pemerintah China. Sebelumnya mereka juga pernah bermasalah dalam hal perizinan bisnis.
Keberadaan Airbnb bisa dibilang menjadi dilema di China. Sama seperti di sejumlah negara lain, lagi-lagi masalahnya mengenai perizinan.
Pasalnya perusahaan ini mengklaim telah meningkatkan tiga kali lipat lapangan pekerjaan bagi penduduk setempat dan meningkatkan sektor investasi di sana.
(ard)
Baca Kelanjutan Sayembara Airbnb Menginap di Tembok Besar China Dibatalkan : https://ift.tt/2OnkujJBagikan Berita Ini
0 Response to "Sayembara Airbnb Menginap di Tembok Besar China Dibatalkan"
Post a Comment