Kawasan Simpang Lima merupakan landmark Kota Semarang yang mudah dijangkau karena mempertemukan lima jalan yakni Jalan Pahlawan, Jalan Pandanaran, Jalan Ahmad Yani, Jalan Gajah Mada, dan Jalan KH A Dahlan. Di tengah kawasan Simpang Lima terdapat Lapangan Pancasila yang saat ini lebih dikenal dengan Lapangan Simpang Lima.
Lebih dari 150 warung makan kaki lima berjejer di sepanjang kawasan Simpang Lima. Kedai-kedai yang kebanyakan merupakan pindahan dari Jalan Pahlawan itu berdiri di bawah pujasera yang diresmikan pemerintah kota Semarang pada 2012 lalu.
Pada siang hari, trotoar yang mengelilingi kawasan Simpang Lima itu tetap berfungsi sebagai tempat pejalan kaki. Sekitar pukul 17:00 WIB, satu persatu warung makan itu mulai membuka lapak dan merapikan bangku-bangku untuk pelanggan.
Bangku dan meja dari kayu ditata rapi beberapa baris di depan stan pedagang. Jarang antar meja diatur sedemikian rupa untuk memberi kenyamanan antar pelanggan dan juga pejalan kaki yang berlalu-lalang di Kawasan Simpang Lima. Walau berkonsep kaki lima, kebersihan di pujasera ini patut diacungi jempol.
Hidangan laut. (Foto: CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman)
|
Stan pujasera mulai terlihat dari Masjid Raya Baiturrahman. Rata-rata warung makan itu menarik perhatian penonton dengan plang nama yang unik. Beberapa diantaranya bahkan menggunakan lampu kerlap-kerlip yang mencolok agar mudah dikenali.
Pecinta kuliner bakal terpuaskan dengan beragam pilihan kudapan dari makanan ringan hingga makanan penutup tersedia di Pujasera Simpang Lima. Soal harga, tak perlu khawatir. Harga yang ditawarkan rata-rata ramah bagi dompet.
Jika kebingungan memilih makanan di Pujasera ini, jangan malu untuk bertanya kepada penjual yang bakal dengan senang hati menjelaskan menu makanan. Beberapa rekomendasi makanan yang dapat disantap di Kawasan Simpang Lima ini diantaranya Bakmi dan Nasi Goreng Ibu Lestari, Sop Kaki dan Sate Kambing Dua Saudara, Wedang Rempah Radja, Nasi Pecel Mbak Sador, dan Seafood Pak Jari.
Nasi ruwet. (Foto: CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman)
|
Di warung Ibu Lestari misalnya, menu andalan yang ditawarkan adalah nasi ruwet seharga Rp10 ribu saja.
"Nasi ruwet ini keunikannya campuran dari bakmi, ayam, dan nasi yang dicampur," kata seorang pelayan dari warung Bakmi dan Nasi Goreng Ibu Lestari.
Menghabiskan malam di Simpang Lima bakal lebih nikmat dengan minuman panas Wedang uwuh dari Wedang Radja. Wedang uwuh yang dahulunya merupakan minuman para raja ini terbuat dari campuran rempah berupa jahe, kapulaga, dan cengkeh yang dapat menghangat badan.
Wedang ini pas diminum di tengah semilir angin malam di Semarang. Satu porsi wedang uwuh yang dapat dinikmati untuk 3-4 orang ini bisa dinikmati dengan Rp15 ribu saja.
Pilihan lain seperti sop kaki kambing atau seafood juga layak dicoba.
"Salah satu yang populer itu kerang srimping yang banyak ditemui di laut Jawa. Kerang ini dagingnya lebih besar dibanding jenis kerang lain," kata seorang pelanggan dari Seafood Pak Jari.
Kerang ini dapat dinikmati dengan berbagai pilihan saos seperti mentega, padang dan sebagainya. Satu porsi kerang srimping dapat disantap dengan harga mulai dari Rp40 ribu.
Foto: CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman
|
Nasi Pecel Mbok Sador juga merupakan salah satu stan yang ramai dikunjungi pengunjung. Nasi pecel ini menyediakan kombinasi sayur pecel, telur putuh, aneka sate dan yang paling menarik adalah sate keong. Rasa khas dari keong memberikan kenikmatan tersendiri saat menyantap nasi pecel. Satu porsi nasi pecel dapat dinikmati dengan Rp20 ribu.
Selain menyantap makanan, Kawasan Simpang Lima juga menyediakan aktivitas lain seperti mengayuh sepeda mengelilingi Lapangan Pancasila atau beraktivitas di lapangan yang terbuka untuk umum. (rah)
Baca Kelanjutan Nikmat Surga Kuliner Pujasera, Simpang Lima Semarang : https://ift.tt/2FKKUHIBagikan Berita Ini
0 Response to "Nikmat Surga Kuliner Pujasera, Simpang Lima Semarang"
Post a Comment