Demi menghapus pandangan negatif turis mengenai Puncak, saat ini pemerintah Indonesia bersiap memulai program sosialisasi sekaligus promosi bertema Puncak sebagai kawasan wisata yang bernuansa positif.
"Dengan sosialisasi dan promosi tersebut kami berharap kawasan Puncak bukan lagi kawasan yang dikenal untuk kawin kontrak dan sebagainya. Ada banyak potensi wisata alam di sana yang bisa menggerakkan perekonomian masyarakat sekitarnya," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor Rahmat Surjana, di Bogor, seperti yang dikutip dari Antara pada Rabu (25/4).Program sosialisasi dan promosi "Puncak positif" ini bakal dimulai pada November mendatang. Rahmat mengatakan kalau Kementerian Pariwisata sangat mendukung langkah tersebut.
Salah satu langkah dari program itu ialah mendatangi negara-negara Timur Tengah yang selama ini menyumbang jumlah kunjungan turis ke Puncak.
"Kami akan datang langsung ke sana dan mengenalkan Puncak sebagai destinasi wisata ramah keluarga. Sekaligus meluruskan pandangan negatif yang selama ini melekat," kata Rahmat.
Objek wisata yang bisa dikunjungi keluarga saat berada di Puncak antara lain Air Terjun Curug Tujuh, Talaga Warna, Bukit Paralayang, sampai Perkebunan Teh Gunung Mas.
Sepanjang tahun lalu, Puncak telah dikunjungi oleh 7,3 juta turis. Sebanyak 300 ribunya berasal dari mancanegara dan didominasi oleh turis Timur Tengah.
Rahmat lanjut mengatakan bahwa potensi wisata di Puncak sangatlah besar. Selama musim liburan perputaran uang di sana bisa mencapai Rp2 miliar per harinya.
"Jumlah tersebut baru yang dilaporkan oleh pelaku usaha dari Timur Tengah yang buka usaha di Puncak. Belum dari masyarakat sekitar," ujar Rahmat.
"Fakta positif seperti ini perlu dikemukakan, agar kawasan Puncak semakin ramai dikunjungi turis," pungkasnya.
(ard)
Baca Kelanjutan Puncak Tak Ingin Dicap Sebagai Destinasi Wisata Kawin Kontrak : https://ift.tt/2qZ2X7rBagikan Berita Ini
0 Response to "Puncak Tak Ingin Dicap Sebagai Destinasi Wisata Kawin Kontrak"
Post a Comment