Search

Menguji Efek SPM Sebagai Terapi Kanker Payudara

Jakarta, CNN Indonesia -- Sel kanker senantiasa berinteraksi dengan lingkungan mikronya untuk tumbuh dan bermetastasis (menyebar). Keberadaan sel-sel punca kanker yang resisten terhadap terapi dalam sirkulasi, maupun di dalam lingkungan mikro kanker hingga saat ini masih sulit terdeteksi.

Pemanfaatan berbagai faktor biologis yang disekresikan Sel Punca Mesenkimal (SPM) telah banyak dilakukan dalam berbagai terapi, tapi efek interaksi antara sel kanker dan sekretom SPM masih belum sepenuhnya diketahui.

Terkait hal itu, Purnamawati dari Program Doktor Ilmu Biomedik, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia meneliti lebih jauh. Ia memberi fokus pada sekretom SPM yang berasal dari jaringan lemak maupun tali pusat, dan melihat sejauh mana efeknya terhadap agresivitas sel punca kanker payudara. 


"Sekretom dalam Sel Punca Mesenkimal (SPM) dari jaringan lemak dan tali pusat ternyata meningkatkan sifat agresif dari sel punca kanker payudara," ungkap Purnamawati pada CNNIndonesia.com saat ditemui di Gedung IMERI, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (9/1). 

Dalam paparannya, ia menjelaskan sekretom merupakan zat-zat biologis aktif yang diekspresikan SPM. Perannya beragam antara lain kembang biak sel, migrasi, metabolisme, pengaturan sistim imun dan anti inflamasi. Sekresi faktor biologis ini tak serta merta dihasilkan oleh SPM, tapi disesuaikan dengan kebutuhan dan stimulis yang diterima dari lingkungannya.

Dalam riset yang sekaligus disertasinya yang berjudul "Efek Sekretom Sel Punca Mesenkimal Asal Jaringan Lemak dan Tali Pusat terhadap Agresivitas Sel Punca Kanker Payudara", Purnawati menemukan bahwa sekretom dari SPM yang diharapkan mampu menghentikan kerja sel kanker, malah membuat sel kanker khususnya sel puncanya semakin agresif.


Untuk penelitianya itu, Purnamawati melakukan studi eksperimental in vitro menggunakan sekretom dari SPM jaringan lemak dan tali pusat. Kedua jenis sel punca ini kemudian dipertemukan dengan sel punca kanker payudara selama 72 jam. Dari sini ia lalu membandingkan efeknya.

Hasilnya, sekretom dari SPM tali pusat meningkatkan agresivitas sel punca kanker dengan penanda invasif-agresif dan detoksifikasi. Demikian pula dengan sekretom dari SPM jaringan lemak, sama-sama agresif dengan penanda pluripotensi atau mampu berdiferensiasi menjadi semua jenis sel dalam tubuh, invasif dan detoksifikasi.

"Ini penelitian in vitro jadi tentu saja ke depannya perlu penelitian berkelanjutan supaya hasilnya lebih akurat lagi," tambahnya.


Beranjak dari penelitiannya ini juga, Purnamawati lalu menyarankan agar pasien kanker lebih kritis lagi saat akan mengambil terapi sel punca. Pasien diharapkan datang pada dokter yang kompeten di bidangnya.

Saat ini pun, terapi sel punca masih dalam tahap penelitian atau uji klinis. ia pun berharap ada penelitian lanjutan untuk melihat bagian sel punca atau sekretom sel punca yang dapat dimanfaatkan untuk terapi.

"Terapi ini sebenarnya belum dianjurkan untuk orang-orang yang punya riwayat kanker atau punya kecenderungan terkena kanker. Pasien harus lebih kritis dan hati-hati," ujarnya. (rah)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Menguji Efek SPM Sebagai Terapi Kanker Payudara : http://ift.tt/2EtlspW

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Menguji Efek SPM Sebagai Terapi Kanker Payudara"

Post a Comment

Powered by Blogger.