Diet ini tampak sederhana sehingga tak heran jika diet ini kemudian dipraktikkan oleh sebagian orang, termasuk Desy Septiyani, seorang pegawai swasta di Jakarta.
Desy menuturkan, dirinya tak benar-benar mengikuti aturan diet keto secara ketat. Menurutnya, karbohidrat benar-benar 'diharamkan' saat menjalani diet keto. Namun diet keto yang dia terapkan tetap memiliki asupan karbohidrat berupa nasi dalam porsi kecil.
Ia mempraktikkan diet keto sejak pertengahan Desember 2017 lalu setelah berkali-kali gagal diet. Kali ini ia memantapkan diri untuk menurunkan berat badan. Berat badannya sekarang tercatat 60 kilogram dan ia ingin menurunkannya hingga 15 kilogram sampai Juni atau Juli mendatang.
"Saya pernah cek indeks massa tubuh dan hampir terbilang obesitas waktu timbangan masih 59 kilogram. Sekarang sudah obesitas kayaknya," ujarnya.
Diet dilakoninya dengan perjuangan, terlebih harus menyisihkan makanan favoritnya, yakni mi termasuk mi instan. Namun ia bertahan karena ia tahu bahwa tubuh kurus menanti dirinya. Semangat dietnya ini juga didukung oleh kompetisi kurus bersama temannya. Kendati tak ada hadiah bagi pemenangnya, punya partner yang sama-sama ingin kurus membuatnya bersemangat.
"Kebetulan ada teman yang sama-sama gendut, ngajak balapan kurus. Setiap akhir bulan kami akan saling melapor apa yang sudah dilakukan. Enggak ada hadiah, cuma buat memotivasi saja," tuturnya.
Meski belum genap sebulan melakukan diet, Desy mengaku dirinya jadi tak mudah tergoda membeli aneka jajanan. Dulu sepulang bekerja, ia biasa mampir membeli makaroni, seblak atau otak-otak. Selain itu, sejak diet, ia juga terbiasa makan nasi dalam porsi kecil.
"Saya juga minum teh hijau dan semenjak itu badan lebih enteng, kayak detoks. Cuma badan masih kaku kalau olahraga," tambahnya.
Sampai saat ini, dia masih menunggu untuk mendapatkan hasil dari diet yang dilakukannya.
Diet ketofastosis ampuh atasi masalah lambung
Berbeda dengan Desy yang melakukan diet demi menurunkan berat badan, Marina Azhari Nasution melakoni diet untuk mengatasi lambungnya yang bermasalah. Ia memiliki kadar asam lambung yang cukup parah.
"Dulu saya kalau makan tepat waktu atau enggak, lambung enggak enak, terus pas makan nasi dan lainnya, malah makin enggak enak. Jadi begah. Emosi aja bawaannya.
Sekarang, meski kadang telat makan, makannya daging sayur, lambung ya biasa aja. Enggak begah, aman damai, sentosa," katanya.
Perempuan yang akrab disapa Nina ini menjalani diet ketofastosis sejak dua bulan lalu. Ia tidak menyantap sarapan, tapi diganti dengan dua sendok makan minyak kelapa. Untuk makan siang dan malam, ia hanya mengonsumsi daging atau lemak.
"Tapi ingat, kadang saya cheating, apalagi kalau lauknya ada sambal terasi, susah kalau enggak pakai nasi. Nasinya juga sedikit saja. Kayak syarat gitu aja," ujar perempuan asal Medan ini.
Diet ketofastosis yang ia jalani kini menjadi semacam pola makan tetap, tanpa target seperti diet-diet jenis lain. Nina mengaku sudah nyaman dengan pola makan diet ketofastosis. Namun sebelum benar-benar nyaman, ia harus mengalami fase healing crisis. Di fase ini ia mengalami sakit kepala dan tubuh yang penuh bentol.
"Healing crisis itu fase pertama keto dan ini bakal terjadi lagi kalau kita cheating, maka sebisa mungkin jangan cheating," jelasnya.
Selain itu, Nina juga harus mengurangi camilan seperti kue, roti maupun biskuit. Namun beruntung di Medan terdapat restoran yang menjual camilan yang keto friendly. Ia bercerita, camilannya seperti camilan pada umumnya, tapi bahan dasarnya tepung almond, bukan tepung terigu.
"Minuman bergula (juga dikurangi), pokoknya karbo dikurangi. Minuman soda apalagi. Air putih adalah kunci," katanya. (chs)
Baca Kelanjutan Kisah Sukses Bebas Sakit Lambung karena Diet Keto : http://ift.tt/2DrhTAZBagikan Berita Ini
0 Response to "Kisah Sukses Bebas Sakit Lambung karena Diet Keto"
Post a Comment