Setelah kejadian tersebut, pengelola Taj Mahal, Badan Arkeologi India, mengumumkan peraturan membatasi jumlah pengunjung yang masuk menjadi 40 ribu penduduk India per hari. Aturan tersebut tak berlaku bagi turis mancanegara.
“Aturan baru ini dibuat demi keamanan pengunjung dan keutuhan bangunan,” kata juru bicara pengelola, seperti yang dikutip AFP.“Mengendalikan jumlah pengunjung yang masuk menjadi tantangan bagi kami tahun ini,” lanjutnya.
Komplek Taj Mahal dibangun sejak abad ke-17. Jutaan turis yang datang ke sana setiap tahunnya dikhawatirkan merusak bangunannya yang sudah berumur.
Pada tahun 2011, sekelompok peneliti bangunan bersejarah telah memperingatkan pemerintah India bahwa jika tak dirawat, maka Taj Mahal bakal runtuh dalam lima tahun mendatang.
Hal itu terlihat dari retakan di lantai dan pelapukan kayu di langit-langitnya.
Ditambah lagi dengan kadar asam dari asap pabrik yang beroperasi di sekitar Taj Mahal, sehingga angin yang membawa asap tersebut membuat lapisan bangunan mengelupas.
Setiap tahunnya, objek wisata itu dikunjungi oleh 8 jutaan orang atau sekitar 22 ribu orang setiap harinya.
Aturan baru dari Badan Arkeologi India menyatakan bahwa pengunjung ke 40.001 atau seterusnya wajib membayar tiket masuk turis mancanegara, yang berharga sekitar Rp214 ribuan per orang. Sementara harga tiket masuk turis lokal seharga Rp10 ribuan per orang.
(ard)
Baca Kelanjutan Dikhawatirkan Runtuh, Taj Mahal Batasi Jumlah Pengunjung : http://ift.tt/2E8V7NBBagikan Berita Ini
0 Response to "Dikhawatirkan Runtuh, Taj Mahal Batasi Jumlah Pengunjung"
Post a Comment