Search

Suguhan Hian Tjen lewat Gaun Malam Berhias Rasi Bintang

Berbalut gaun panjang tanpa lengan dan rok mengembang penuh hiasan, para model berjalan pelan. Ikat pinggang mini mengikat pinggang ramping.

Ada gaya anggun dan elegan yang seketika langsung menonjol lewat gaun. Meski dibuat sederhana secara tampilan, tapi ada kesan mewah dalam pengerjaan.

Dengan bahan dari sutra dan atau organza, gaun-gaun itu tampak megah dengan tambahan embellishment bulu-bulu, kerlip benang emas dan perak, serta sulaman tangan yang halus.

Jika diperhatikan lagi dengan seksama, ada motif serupa langit yang menempel pada rok mengembang bak putri kerajaan itu. Tidak hanya langit penuh rasi bintang, tapi juga ada ilustrasi akan bulan, urutan planet-planet, lambang astrologi dan awan-awan.

Seiring musik harpa yang terdengar memenuhi ruang, para model berjalan beriringan. Di babakan awal, gaun-gaun bak lady-like itu mendominasi dengan warna gelap, lalu berganti dusty pink, dan kemudian keemasan. Potongan busana didominasi gaun panjang tanpa lengan, yang memberi kesan anggun, sekaligus sensual. Semua kekinian. 

Setengah jam berlalu cepat dan desainer Hian Tjen kemudian tampak setengah berlari ke tengah panggung. Ia merangsek menyelusup di tengah para model yang tampak anggun dalam balutan busana rancangannya. Berdiri berderet berdampingan. Peragaan busana tunggal keduanya yang ia beri tajuk 'Magellani' atau galaksi kecil yang mengitari Bima Sakti, baru saja usai di Ballroom Hotel Raffles Jakarta pada Rabu (6/9). Akan tetapi ini, sebenarnya adalah permulaan bagi Hian. 

Desainer Hian Tjen di peragaan busana tunggal keduanya bertajuk 'Magellani', di Ballroom Hotel Raffles, Jakarta, Rabu (6/9). (Foto: CNN Indonesia/ Hesti Rika)

30 menit pertunjukan

Wajah puas Hian mengembang sebelum ia kemudian kembali ke balik panggung. Ia mengakhiri peragaan busana tunggal keduanya dengan parade 59 model yang berdiri mengelilingi panggung yang megah.

Memberi sebutan koleksinya Magellani, desainer muda berusia 32 tahun itu mengaku terinspirasi dari milky way yang ia lihat dengan mata kepala sendiri saat berada di Maroko. Pengalaman itu memberi kesan tersendiri yang kemudian menempel di ingatan. Suatu hari, kata dia, akan ada koleksi busana rancangannya yang beranjak dari rahasia langit ini. 

Maka, jadilah Magellani, koleksi busana yang didominasi gaun-gaun couture yang dikerjakan tangan, tapi tampil kekinian. Anggun sekaligus sensual. Elegan juga sedikit 'nakal'. 

Gaun-gaun itu tak tampil polos. Inspirasi langit atau milky way diturunkan Hian dengan ilustrasi dari tangan Ilustrator Ian Permana yang ia ajak bekerjasama. Ada ilustrasi sosok gadis bernama Lindu, burung-burung, planet, bulan, rasi bintang, lambang astrologi dan awan-awan.

Pemilihan ilustrasi ini, katanya, juga beranjak dari sebuah kisah dari rakyat Estonia tentang bintang-bintang. Konon, ada seorang mahadewi bernama Lindu yang jatuh hati pada Cahaya Utara. Ia menangis patah hati karena kekasihnya tak berkepastian. Ia pun menjelma menjadi sosok dewi yang memimpin kawanan migrasi burung-burung untuk berpindah tempat dingin ke area yang hangat. Migrasi ini, dan kisah yang ada di baliknya hadir dan menempel di busana.

Di luar motif atau ilustrasi yang memberi kesan tersendiri, Hian dan tim kreatifnya membuat kreasi baru lewat embellishment bulu-bulu yang disusun bertumpuk, atau gemerlap langit dan kerlip bintang dari pilihan benang yang berkilauan.

Ilustrasi langit dan rasi bintang menempel pada busana koleksi Hian Tjen. (Foto: CNN Indonesia/ Hesti Rika)
Suguhan baru 

Lewat koleksi Hian Tjen Couture 2017-2018 yang ia suguhkan kali ini, Hian seolah berupaya menyodorkan gagasan baru, yang menjembatani antara adibusana dan ready-to-wear. Yang couture tapi juga ringan.

Koleksi ini jauh berbeda dari peragaan busana tunggal pertamanya yang bertajuk Chateau Fleur dua tahun lalu yang didominasi gaun megah, besar dan penuh drama di setiap detailnya.

"Kali ini, saya ingin desain lebih ringkas, ringan tapi juga kekinian," ujarnya saat ditemui di sela-sela persiapan peragaan di butiknya di bilangan Pluit, Jakarta, pekan lalu.

Suguhan baru ini kemudian bukannya tanpa kesulitan. Hian mesti menghadirkan sesuatu yang sarat unsur dekoratif tapi bukan sekadar hiasan. Publik, khususnya penggemar mode sejatinya tak akan mudah terkecoh akan hal ini.

Salah satu rancangan Hian Tjen yang menonjol di Magellani. (Foto: CNN Indonesia/ Hesti Rika)

Dari keseluruhan busana, beberapa rancangan Hian kali ini ada yang cukup menonjol dan mencuri perhatian. Sebut saja di antaranya jaket berlengan lonceng yang ia padu dengan rok lebar klok dari bahan planel. Lainnya, ada gaun malam panjang dengan rok tumpuk di atas bahan tulle. Di samping itu, rok tumpuk yang kemudian hadir dalam lipit-lipit dan jumbai-jumbai yang disusun perhelai itu juga tak kalah menariknya.

Hanya saja, separuh pertama peragaan, koleksi yang dihadirkan Hian mengingatkan akan rancangan Biyan, dan separuh setelahnya pada sosok Sebastian Gunawan. Hian hadir dengan penggabungan dari desainer adibusana yang mencoba menawarkan sesuatu yang lain. Sesuatu yang baru dan berbeda. Ada yang menonjol pada sejumlah busana, tapi ada juga yang tidak seperti potongan busana formal dan celana panjang. 

Magellani didominasi gaun-gaun yang sederhana dalam tampilan tapi mengesankan dalam teknik pengerjaan. Andaikan Hian bisa memberi kesan utuh secara keseluruhan, mungkin akan menjadi lebih mengena dan memuaskan. Namun di luar itu, Hian telah memberi harapan baru akan rancangan penuh intrik di masa mendatang.  </span> (rah)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Suguhan Hian Tjen lewat Gaun Malam Berhias Rasi Bintang : http://ift.tt/2xdthjL

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Suguhan Hian Tjen lewat Gaun Malam Berhias Rasi Bintang"

Post a Comment

Powered by Blogger.